Kembalikan Nilai Islam dalam Perpolitikan

RADAR JOGJA. Deklarasi, Ribuan Kader PKNU Penuhi JEC
JOGJA - Besarnya animo warga nahdliyin untuk menghadiri istighotsah dan deklarasi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di DIJ, terbukti. Kemarin, Hall Jogja Expo Center (JEC) benar-benar penuh sesak oleh massa. Ribuan jamaah dari berbagai daerah di DIJ memenuhi hall yang berkapasitas 10 ribu orang ini.

Sejak pagi, warga sudah mulai berdatangan dengan kendaraan roda empat, bus, truk maupun sepeda motor. Seperti direncanakan, para pengurus DPP PKNU hadir pada pelantikan pengurus DPW dan DPC PKU Se-DIJ ini. Seperti Ketua Dewan Syuro KH Abdurrahman Chudlori dan Ketua Umum Drs Choirul Anam.

Beberapa muasis (pendiri, Red) PKNU juga terlihat dalam rombongan kiai dan ulama. Tampak KH KH Ubaidillah Faqih (Langitan, Tuban, Jatim), KH MaĆ¢€™ruf Amin (Tanara, Banten) dan KH Warsun Munawwir (Krapyak, Jogjakarta).

Para tokoh dan ulama di Jogja hadir pada acara yang juga dikemas dalam bentuk istighotsah kubro ini. Yakni Ketua MUI DIJ KH Toha Abdurrahman, KH Zainal Abidin, KH Nawawi Abdul Aziz dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIJ Hafidh Asrom.

Acara dimulai dengan istighotsah yang dipimpin Pengasuh Ponpes Sepanjang, Sidoarjo, Jatim, KH Sholeh Qosim. Seluruh jamaah tampak khusyuk mengikuti istighotsah yang bertujuan mendoakan keselamatan bangsa dan negara ini.

Choriul Anam dalam sambutannya mengungkapkan, awal mula kelahiran PKNU merupakan kegelisahan para kiai dan ulama pada kondisi perpolitikan Indonesia. Banyak kader politik yang duduk di jajaran legislatif dan eksekutif tidak menjalankan amanat yang diemban dengan baik. Akibatya, kondisi Indonesia semakin terpuruk.

"Mental pejabat dan anggota dewan kita sudah rusak. Banyak rancangan undang-undang yang mandeg di DPR, karena mereka tidak membahas jika tidak ada uangnya," ungkap Choirul.

Selain itu, para pejabat dan anggota dewan saat ini juga cenderung menghamburkan uang rakyat. Seperti untuk piknik, biaya kampanye dan sidang yang tidak ada hasilnya. "Mereka sudah lupa akan janji dan sumpah yang diucapkan sebelum dilantik. Ini yang membuat bangsa ini semakin terpuruk dan bencana silih berganti datang," paparnya.

Untuk itu, sebagai partai yang berdasarkan paham ahlu sunnah wal jamaah, kehadiran PKNU akan memberikan pencerahan dalam dunia perpolitikan dan pemerintahan di Indonesia. Yakni dengan melaksanakan politik yang berahlakul karimah sesuai dengan nilai dan ajaran Islam. "Kader PKNU tidak boleh KKN dan menghambur-hamburkan uang rakyat. Harus memperhatikan kepentingan masyarakat," tuturnya.

KH Abdurrahman Chudhori menegaskan, proses kelahiran PKNU ini sama seperti kelahiran Partai Nahdlatul Ulama (PNU) tahun 1952. Saat itu, kondisi bangsa sudah tidak mengindahkan nilai dan ajaran Islam. Bahkan ajaran dan nilai Islam hampir hilang.
"Atas kondisi itu kemudian para kiai dan ulama mendirikan PNU. Kondisinya sama seperti saat ini, ajaran dan nilai Islam tidak dipakai dalam dunia perpolitikan," ceritanya.

Ia juga menjelaskan, kelahiran PKNU juga tidak terlepas dari keterlibatan para kiai dan ulama. Bahkan pemegang kendali kebijakan PKNU adalah para kiai dan ulama. "Selama ini kita hanya seperti pendorong mobil mogok. Jika sudah hidup, ditinggalkan. Nah, PKNU ini, kiai yang akan memimpin dan membuat kebijakan seperti menempatkan para kadernya di jajaran legislatif dan eksekutif," tandas pimpinan Ponpes Tegalrejo, Magelang, yang akrab disapa Mbah Dur ini. (sam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor