PEMBANGUNAN RUSUNAWA TEGALPANGGUNG DIHENTIKAN ; RSS Terkendala Pembebasan Lahan Mahal

YOGYA (KR) - Rumah Sangat Sederhana (RSS) atau perumahan bertipe kecil hingga kini ditengarai masih memiliki pangsa pasar yang cukup bagus. Meski begitu, mahalnya biaya pembebasan lahan dan tingginya operasional pembangunan infrastruktur kelengkapan rumah menjadikan pengembang tidak bisa berbuat banyak.

Sementara pembangunan rumah susun sewa sederhana (rusunawa) Tegalpanggung dihentikan karena saluran air belum teratasi sehingga mengikis tanah di sekitarnya.
Seperti dikemukakan oleh Pimpinan PT Nusa Furnicon, Bahtiar Ifan Nuri dan Komisaris Utama Gebang Madani Group Sihabudin SE dan Kepala Dinas Kimpraswil Kota Yogya, Ir Eko Suryo, secara terpisah, Rabu (27/2) Bahtiar Ifan Nuri mengatakan pangsa pasar rumah sangat sederhana dengan tipe menengah dan kecil di wilayah Yogyakarta sebenarnya masih cukup bagus.
Hal ini ditandai dengan tingginya permintaan masyarakat. Bahkan, pihaknya selalu kehabisan stok untuk memenuhi permintaan tersebut.
"Rumah yang saya jual per unitnya Rp 100 juta. Dari beberapa kali membangun selalu habis dipesan konsumen," kata Bahtiar yang kini sedang mengembangkan perumahan di wilayah Turi, Pakem, Sleman. Diakui, meski permintaan RSS lumayan tinggi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak mengingat harga tanah untuk lahan perumahan cukup tinggi.

Bahkan, kenaikan harga minyak berdampak pada melonjaknya harga bahan bangunan yang berimbas pada terdongkraknya harga rumah. Karena itu, ia berharap pemerintah untuk turut serta membantu pembiayaan operasional pembangunan infrastruktur kelengkapan rumah, seperti akses jalan, dengan harapan bisa menekan biaya pembuatan rumah, yang berujung harga rumah lebih murah.
Komisaris Utama Gebang Madani Group Sihabudin menambahkan, pembangunan RSS selain regulasinya lebih ketat juga membutuhkan biaya banyak. Padahal pemasaran RSS terkadang mengalami beberapa hambatan dan tidak seramai tipe yang lain. Dengan pertimbangan tersebut, dirinya lebih memilih memfokuskan diri pada pembangunan rumah untuk kalangan menengah keatas dengan harga berkisar Rp 300 juta sampai Rp 500 juta/ kapling.
"Terus terang untuk wilayah Sleman, pemasaran RSS tidak seramai Bantul dan Kulonprogo. Kondisi tersebut memaksa developer bersikap selektif dengan menekan biaya produksi dalam pembangunan RSS," tandasnya.
Lebih lanjut Sihabudin menjelaskan, meski bagi sebagian pengembang pemasaran RSS masih dianggap cukup menjanjikan. Tapi dirinya tidak mau berspekulasi, mengingat kondisi perekonomian yang belum stabil. Untuk itu selain memfokuskan pembangunan rumah untuk kalangan menengah ke atas ia selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.
Rusunawa Tegalpanggung Mandeg
Dinas Kimpraswil Kota Yogya melayangkan surat penghentian pembangunan rusunawa Tegalpanggung kepada kontraktor karena saluran airnya masih bermasalah. Akibat belum teratasinya masalah saluran air jika hujan deras mengguyur air tidak bisa dialirkan sempurna. Air yang mengalir tidak terarah ini bisa mengancam pengikisan lahan di sekitarnya.
"Kami sudah memberikan surat pada kontraktor diharapkan secepatnya bisa diatasi. Kalau masalah saluran air sudah teratasi pembangunan bisa dilanjutkan kembali," kata Eko Suryo.
Secara teknis persoalan ini juga sudah disikapi dan dalam waktu dekat tim dari pusat akan meninjau lokasi. Menurutnya, jika saluran air dibuat dengan saluran buatan pabrik yang bagus hanya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk memperbaikinya. Selain kualitasnya bagus juga lebih aman.
(*-7/R-5/R-3/Ret)-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor