Gandrik Usung Sidang Susila

agusnoorfiles wordpress
RADAR JOGJA - Lama tak muncul, Teater Gandrik manggung lagi 7-8 Maret besok. Mereka membawakan lakon Sidang Susila karya Ayu Utami dan Agus Noor. Lakon yang akan dibawa pada pentas di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) ini menyoal perkembangan RUU Pornografi dan Pornoaksi.

Lakon Sidang Susila berkisah soal rezim moral dan susila yang menerapkan Undang-Undang Susila sebagai dasar hukum yang mengatur moralitas negara. Ketika Undang-Undang Susila ini ditegakkan, maka segera diburulah orang-orang yang dianggap asusila.

Orang-orang yang dituduh menyebarkan pornografi pornoaksi, langsung diringkus. Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun ditangkapi.

Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu yang besar. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual, ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban.

Naskah lakon Sidang Susila menjadi begitu kuat pada pengadegan dan struktur dramatiknya, sekaligus memiliki kecerdasan pada dialog-dialognya yang satir, ironik dan parodik. "Ini memang naskah lakon pertama yang saya tulis," ujar Ayu Utami, yang telah menghasilkan novel Saman dan Larung.

Naskah ini ditulis karena Ayu gemes dengan perkembangan RUU Pornografi dan Pornoaksi. Semula disiapkan untuk monolog yang rencananya akan dimainkan oleh Butet Kartaredjasa. "Tetapi menurut Butet lakon itu akan menarik bila dimainkan oleh Teater Gandrik. Dengan gaya sampakan-nya Gandrik bisa secara cerdik menggelitik penontonnya. Maka naskah itu pun ditulis dan dikembangkan oleh Agus Noor menjadi lakon teater, lengkap dengan struktur dramatik dan kelengkapan dramaturgisnya," ungkap Ayu dalam rilisnya yang dikirim ke Radar Jogja kemarin.

Pada dasarnya lakon Sidang Susila ini adalah lakon komedi. Kata Ayu, komedi itu lucu jika terjadi di panggung. "Tapi, ingat, dia berbahaya sekali jika terjadi dalam sidang peradilan di kehidupan yang sebenarnya," tambah Ayu tentang lakon Sidang Susila itu.

Karena tema yang disajikan sangat sensitif dengan isu pornografi dan banyak ungkapan yang bisa dikategorikan ’dewasa’, Teater Gandrik memperlakukan pertunjukan ini hanya untuk mereka yang telah berusia tujuh belas tahun ke atas. "Para orang tua disarankan untuk tidak mengajak anak di bawah umur nonton pertunjukan ini. Kalau nekad, ya risiko ditanggung sendiri," kata pimpinan produksi Nur Zulita.

Sebelumnya, lakon Sidang Susila ini dimainkan Teater Gandrik di Taman Ismail Marzuki Jakarta, dan mendapat sambutan hangat publik Jakarta. Ini ditandai dengan terjual habisnya tiket pentas, sold out, dua hari sebelum pementasan. Magnet Teater Gandrik yang didukung aktor Butet Kartaredjasa, Susilo ’Den Baguse Ngarso’ Nugroho, Whani Dharmawan, Djaduk Ferianto, Heru Kesawa Murti ini, rupanya cukup menyedot minat penonton Jakarta yang memang merindukan penampilan kembali kelompok teater asal Jogja ini.

Nur Zulita, pimpinan produksi, mengharapkan penonton yang berminat menyaksikan pertunjukan Sidang Susila ini agar memesan tiket pertunjukan jauh hari sebelumnya. Harga tiket Rp 100.000, Rp 75.000, Rp 50.000 dan Rp 30.000. Kebiasaan reservasi tiket seperti ini penting ditumbuhkan di kalangan penonton Jogja, karena yang diuntungkan juga masyarakat penonton itu sendiri. (wan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor