UGM Tetap dalam Koordinasi Dikti

SPMB Dinilai Masih Relevan
RADAR JOGJA - UGM menyambut baik keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang tetap menggelar seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dengan sistem swakelola. UGM juga menegaskan tetap berada di bawah koordinasi Dikti dalam penjaringan mahasiswa baru.

"UGM tetap akan menyelenggarakan SPMB sesuai Peraturan Menteri (Permen) Nomor 6 tahun 2008 tentang pedoman SPMB pada perguruan tinggi (PT)," ungkap Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat Prof Dr Retno S Sudibyo, kemarin.

Menurut Retno, bagi UGM, pelaksanaan SPMB sangat membantu calon mahasiswa dan lebih menghemat beaya. "Coba bayangkan kalau tidak ada sistem ini. Kami harus menyelenggarakan tes penerimaan di berbagai daerah. Berapa banyak beaya yang dibutuhkan," kata Retno.

SPMB ini, lanjutnya, juga membantu calon mahasiswa mendaftar ke perguruan tinggi yang diinginkan. "Yang orang Papua, bisa mendaftar ke mana saja," tuturnya.

Sistem SPMB, sambung Retno, juga masih layak dilaksanakan. Standar soalnya juga masih relevan diterapkan. Walaupun dalam beberapa hal, sistem ini hanya mengakomodasi kepentingan PTN tertentu. Hanya, memang perlu dilakukan beberapa inovasi dan perubahan dalam pelaksanaan SPMB. Seperti soal kepanitiaaan dan penggunaan anggaran.

"Untuk beberapa PTN, pengelolaan keuangan dengan sistem lama memang bisa menimbulkan masalah. Tapi bagi kami, tidak ada masalah. Karena bentuk kami sudah badan hukum milik negara (BHMN)," kata Retno seraya mengusulkan, dibentuk kepanitiaan bersama tapi tetap di bawah koordinasi Dirjen Dikti.

Retno menjelaskan, prinsip keikutsertaan UGM dalam panitia swakelola bersama adalah untuk memberikan akses kepada calon mahasiswa dari seluruh Indonesia kuliah di UGM. Keikutsertaan itu juga demi menjaga hubungan dengan perguruan tinggi negeri lain.

"Kalau bentuk kepanitian saya serahkan sepenuhnya kepada hasil kesepakatan bersama dari perguruan tinggi lainnya," papar istri Mendiknas Bambang Sudibyo ini.

Alasan UGM tetap menggelar SPMB bersama, juga untuk mempertahankan kerukunan antar-PTN di Indonesia. Selama ini, kerukunan itu dalam penjaringan mahasiswa sangat membantu para calon mahasiswa.

"Nah, kita harapkan kerukunan ini terus ada. Jangan, hanya perbedaan pendapat terus mengorbankan kepentingan bangsa," harapnya. (sam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor