Demo Pendukung Muhaimin Ricuh

Berusaha Dibubarkan Garda Bangsa
RADAR JOGJA - Unjuk rasa puluhan massa pendukung kubu Muhaimin Iskandar yang menolak musyawarah luar biasa (MLB) versi Gus Dur di perempatan Tugu kemarin, berakhir ricuh. Peristiwa itu terjadi ketika tiga orang yang berasal dari DPC PKB Kota Jogja dan Garda Bangsa DIJ berusaha membubarkan aksi ini.

Saling dorong antara pendukung Muhaimin dan ketiga orang itu terjadi dalam aksi ini. Suasana pun sempat memanas. Tindakan anarkis dapat terhindarkan, karena polisi segera mengamankan tiga orang yang ternyata adalah Heru Supriyanto selaku Ketua DPC PKB Kota Jogja, Wawan dari Garda Bangsa DIJ, dan Basuki dari Garda Bangsa Kota Jogja.

Ketiganya berusaha membubarkan unjuk rasa ketika massa pendukung Muhaimin yang mengusung bendera Front Pemuda dan Santri Penyelamat PKB itu tengah menggelar orasi. Meski hanya bertiga, aksi yang rencananya diteruskan ke perempatan Kantor Pos Besar Jogja itu dibatalkan.

Para pendukung Cak Imin --panggilan akrab Muhaimin Iskandar-- menegaskan, rapat gabungan 26 Maret lalu tidak memiliki kewenangan memecat atau memberhentikan pengurus. Berdasarkan AD/ART PKB, pemecatan Cak Imin itu tidak logis dan sama sekali tak memiliki pijakan hukum yang jelas.

Menurut koordinator aksi Pramudita Khafif, Gus Dur adalah sosok yang sangat bernafsu memecat Cak Imin. Sehingga muncul dua kubu di tubuh PKB. "Kasus ini sangat tidak mencerminkan profesionalisme organisasi dan sangat tidak mendidik kader muda PKB sebagai proses regenerasi dalam sebuah partai," ujar Khafif.

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kota Jogja Heru Supriyanto kepada wartawan mengatakan, unjuk rasa itu hanya akan memperkeruh suasana. Seharusnya suasana perpolitikan PKB pusat jangan dibawa ke tingkat lokal. "Suasana PKB DIJ masih kondusif. Jangan dibuat memihak pada siapa pun," pinta Heru.

Heru, Wawan, dan Basuki yang terlihat masih emosi menegaskan, massa peserta aksi itu bukan warga PKB DIJ. Sebab, mereka tidak meminta izin kepada DPC PKB Kota Jogja maupun DPW DIJ. "Kami tidak tahu siapa meraka. Tetapi yang jelas bukan warga PKB DIJ. Jangan ngaku orang PKB ya," ujar Wawan.

Ketiganya juga mengancam agar massa untuk tidak menggelar aksi di Kebun Binatang Gembira Loka karena sama saja melecehkan Gus Dur. "Awas, kalau mereka sampai mendemo Gus Dur di bonbin," tandas Wawan yang diamini Heru dan Basuki.

Merasa aksinya diganggu oleh pihak luar, akhirnya Front Pemuda dan Santri Penyelemat PKB membubarkan diri secara tertib. Menggunakan sepeda motor, mereka lalu berkonvoi ke arah utara.

Selain berorasi, massa juga mengumandangkan salawat nabi. Beberapa poster juga sempat dibentangkan saat aksi. Di antaranya bertuliskan Gus Dur bukan Tuhan yang patut disembah, PKB milik umat bukan milik Gus Dur, dan Singkirkan parasit dari PKB. Massa juga membawa keranda mayat yang dibalut kain hitam bertuliskan Matinya demokrasi di tangan Gus Dur. (lai)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor