Manajemen Pasrah

RADAR JOGJA - SLEMAN - Keputusan pemain PSS Sleman yang memilih berhenti latihan menjadi problem tersendiri bagi manajemen. Jajaran manajemen tim berjuluk Super Elang Jawa itu terkesan pasrah melihat kondisi yang tersebut. Meski begitu, tim manajemen PSS mengaku tetap menjaga semangat menjalankan pekerjaannya.

"Ya, mau bagaimana lagi. Kondisinya memang begini. Semua juga dilematis, biar begini dulu nggak apa-apa. Kami juga nggak masalah kok," ungkap Sekretaris Tim PSS Drs Bambang Nurjoko kepada Radar Jogja kemarin.

Jika pemain risau, Bambang menyatakan, jajaran manajemen justru merasakan sebaliknya. Pasalnya, meski sama-sama menggunakan dana APBD, tim manajemen tetap harus bekerja menyiapkan pembentukan tim.

Lebih dari itu, manajemen tahu pasti kegelisahan juga dialami klub-klub di luar Sleman. Sehingga kendala besar itu juga menyelimuti klub-klub yang masih mengandalkan uang rakyat.

Sejauh ini belum ada perkembangan berarti dari persoalan sulitnya mencairkan uang rakyat untuk keperluan tim kebanggaan Slemania tersebut. Sore kemarin, petinggi tiga pemerintah dareah di Jogjakarta yakni Pemkab Sleman, Pemkot Jogja, dan Pemkab Bantul berdiskusi bersama mencari pemecahan atas persoalan ini.

"Hanya saja, kami belum tahu hasilnya. Kalau kami dari manajemen hanya menunggu bagaimana dari bapak-bapak pemda membuat solusi. Kebijakan semua kan dari mereka, bagaimana baiknya jalan keluarnya," jelasnya.

Fokus Pemkab Sleman, terang Bambang, adalah pembinaan secara keseluruhan. Tak heran jika, persoalan itu terus dibahas untuk dicari jalan keluarnya sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Sepak bola, aku Bambang, menjadi ikon Sleman yang harus mendapat perhatian khusus. "Landasan utamanya itu. Kalau nggak berpikir ke pembinaan, bagaimana dengan stadion yang berdiri magrong-magrong di Sleman ini? Makanya, bapak-bapak yang ada di lingkungan pemda itu tengah mencari pemecahan bersama agar semuanya juga bakal lancar," tandasnya.

Bambang mengaku tak silau dengan tim-tim yang disebut-sebut telah melakukan kontrak-kontrak pemain. "Saya yakin semua juga was-was jika di kemudian hari penggunaan APBD bermasalah. Biar saja seperti ini dulu," lontar Bambang. (ayu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor