BEM SI Serukan 7 Gugatan

BERNAS JOGJA ‑‑ Puluhan mahasiswa di DIY yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) menggelar aksi unjuk rasa, Senin (5/5). Memulai aksinya di bunderan UGM, massa yang membawa berbagai spanduk berjalan menuju Tugu Jogja dan berakhir di perempatan Kantor Pos Besar.

Aksi tersebut digelar untuk me-launching tujuh gugatan rakyat (Tugu Rakyat). Sikap itu dilontarkan mahasiswa sebagai hasil dari konferensi BEM SI di Depok Jawa Barat pada 21‑23 Maret silam.
Koordinator Pust BEM SI, Budiyanto dalam pernyataan sikapnya mengungkapkan, reformasi yang sudah berjalan 10 tahun ternyata belum selesai. Harapan besar untuk mengembalikan pemerintahan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 menuju terciptanya perubahan keadilan sosial dan kedaulatan bangsa Indonesia seutuhnya belum juga terwujud.

"Reformasi belum selesai dan substansi reformasi belum tercapai," papar presiden BEM KM UGM itu.
Kondisi itulah, menurut Budiyanto yang akhirnya mendorong mahasiswa menggelar konferensi bersama. Dalam kegiatan itu dibahas permasalahan‑permasalahan bangsa yang fundamental, mendasar dan mendesak untuk diselesaikan sebagai wujud bangsa Indonesia untuk bangkit dan berdaulat seutuhnya.
Dari hasil dialog bersama itu, kemudian muncullah Tugu Rakyat. Isi dari gugatan mahasiswa itu antara lain nasionalisasi aset strategi bangsa, adanya perwujudan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu pemerintah juga harus menuntaskan kasus BLBI dan korupsi Suharto beserta kroni‑kroninya sebagai perwujudan kepastian hukum di Indonesia. Kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi pun harus dikembalikan.

"Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat dan menuntaskan reformasi birokrasi serta memberantas mafia peradilan," paparnya.
Yang terakhir, lanjut Budiyanto, pemerintah harus menyelematkan lingkungan Indonesia dan menuntut Lapindo Brantas untuk mengganti rugi seluruh dampak lumpur Lapindo.

"Dengan rumusan itu maka kami yakin akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara yang makmur, adil, dan sejahtera sentosa," imbuhnya. (ptu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor