Tingkat Kelulusan hanya 20 Persen

Hasil "Tryout" SMP di Bantul
BERNAS BANTUL -- Hasil uji coba (tryout) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bantul menunjukkan angka kelulusan yang sangat memprihatinkan, yaitu 20,83 persen. Padahal target yang dicanangkan adalah bisa mencapai 80 persen lebih. Kondisi tersebut disampaikan Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP, Drs Waluya kepada wartawan, Rabu (30/4).

Ditambahkan, tryout resmi yang diadakan MKKS dilakukan sebanyak 5 kali. Tiga kali soal dibuat MKKS kabupaten, 1 kali MKKS provinsi, dan 1 kali dibuat oleh Dinas Pendidikan kabupaten Bantul. Di kabupaten Bantul sendiri terdapat 54 SMP negeri dan terbuka, 8.101 siswa. Rincian hasil tryout adalah 2.112 siswa lulus, dan 5.989 lainnya tidak lulus. Sementara untuk SMP Swasta berjumlah 37 dengan jumlah siswa 1.431 siswa. Hasilnya adalah 65 diantaranya dinyatakan lulus, sedangkan 1.366 lainnya tidak lulus. Untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang berjumlah 20, sebanyak 1.373 lulus, serta 1.278 tidak lulus.

Secara total dari 111 sekolah dengan 10.905 siswa peserta tryout, 2.272 dinyatakan lulus, dan 8.633 lainnya tidak lulus. Dengan demikian tingkat kelulusan berdasarkan hasil tryout hanya 20,83 persen.
Berdasakan hasil tersebut Waluya mengaku pesimistis, apalagi standar kelulusan tahun ini mencapai 5,25 dari 4,25 pada tahun sebelumnya. Sedangkan pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, serta Ilmu Pengetahan Alam (IPA).

Dijelaskannya, soal-soal yang dibuat memang rata-rata di atas standar nasional. Namun demikian karena standar sekolah yang beragam mulai dari Sekolah Standar Nasional (SSN), sekolah Bertaraf Internasional (SBI), swasta, maka hasilnya pun bervariasi. Minimnya prosentase kelulusan ujar waluyo, dimungkinkan akibat proses pembelajaran yang belum optimal. Hal itu terlihat dari jam belajar serta pelajaran yang terus berkurang, sementara standar nilai terus naik.

Sarjono seorang guru matematika di SMP Patria, mengakui jika hasil tryout memang mengkhawatirkan. Namun ia menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa sperti dengan menambah jam belajar di luar jam sekolah, hanya saja diakuinya belum membuahkan hasil. Saat ini katanya, siswa sangat mengkhawatirkan kelulusan dalam ujian nanti. Hanya saja menurutnya, yang bisa dilakukan hanya memberikan dorongan serta menyarankan agar banyak bedoa agar siap saat ujian nanti.

"Kami hanya memberikan dorongan saja agar mereka siap, dan tidak panik. Kalau panik justru malah menggangu konsentrasi saat mengerjakan soal,"jelasnya.(c6)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor