Proyek Banyugeni Diserahkan ke Senat

JOGJA - Nasib proyek penelitian BBM alternatif Banyugeni di Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kini berada di tangan sidang senat akademik. Setelah menghentikan sementara proyek itu, Selasa lalu, Badan Pengurus Harian (BPH) kampus tersebut menyerahkan kelanjutannya pada sidang senat akademik.

Lembaga ini diketuai rektor dan beranggotakan para pimpinan di lingkungan UMY yang telah mencapai kualifikasi akademik tertentu. Senat akan bersidang dalam waktu dekat ini.

"Dalam satu dua minggu ini senat akan mengkaji secara substansi keilmiahan Banyugeni tersebut serta prosedur diterimanya proposal Banyugeni ke UMY," papar Kepala Biro Humas dan Kepegawaian UMY Twediana Budi Hapsari tadi malam.

Dina, panggilannya, menambahkan, hasil pembahasan senat akademik selanjutnya diserahkan ke BPH UMY yang mempunyai otoritas tertinggi.

"Lembaga inilah yang nanti menentukan nasib Banyugeni. Tapi saya nggak mau berandai berandai-andai hasilnya seperti apa. Siapa tahu nanti hasilnya positif dan dilanjutkan. Tapi jelasnya kita tunggu saja hasil kajian senat akademik," ujar perempuan berkacamata ini.

Ketika ditanya bagaiman nasib para peniliti Banyugeni termasuk Purwanto, Dina mengaku tidak bisa memastikan. Sebab, selain kajian secara ilmiah senat akademik juga akan mengkaji latar belakang para peneliti ini. "Itu termasuk salah satu poin yang akan dibahas," jelasnya.

Dina mengatakan, BPH telah menghentikan proyek penelitian yang dilakukan lima peneliti UMY tersebut. Alasannya, proyek penelitian yang diketuai Drs Purwanto ini telah menimbulkan polemik di masyarakat. "Ya, mengingat perkembangan situasi yang tidak menguntungkan bagi UMY dan polemik yang semakin meluas di masyarakat proyek ini sementara waktu dihentikan," ujarnya.

Polemik Banyugeni tidak menguntungkan bagi UMY. Selain menimbulkan efek kurang baik, polemik ini dinilai kontraproduktif bagi pengembangan kampus di bawah Yayasan Muhammadiyah ini. "Dari kajian BPH, polemik ini justru menimbulkan imej kurang baik bagi UMY," paparnya.

Sementara itu Rektor UMY Khoirudin ketika dihubungi koran ini enggan memberikan keterangan. Ia mengungkapkan seluruh informasi terkait UMY diserahkan ke BHK. "Tanya Bu Dina saja. Itu menjadi wewenang dia," elaknya. (sam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor