Jumlah pengangguran di Sleman terus bertambah

SLEMAN: Basuki, Kabid Nakertrans Dinas NakersosKB Pemkab Sleman didampingi Supriyana, Kasie Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja mengatakan, jumlah pengangguran yang ada di Sleman terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jumlah itu dipastikan akan semakin bertambah jika sejumlah perusahaan yang terkena imbas krisis keuangan yang melanda Amerika mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya.

Menurut Basuki, peningkatan jumlah pengangguran tiap tahun terjadi akibat banyaknya lulusan SMA, SMK ataupun perguruan tinggi yang tidak terserap dalam dunia kerja. “Tiap tahun selalu ada kelulusan siswa. Sebagian dari mereka ada yang sanggup melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun ada pula yang tidak bisa melanjutkan dan memilih untuk mencari pekerjaan. Masalahnya, tidak sepenuhnya tenaga kerja yang ada bisa terserap atau memperoleh pekerjaan,” ujarnya.
Dia melanjutkan, fenomena banyaknya pencari kerja dapat terlihat saat adanya pengumuman CPNS. Dari hanya berapa ratus formasi yang dibutuhkan misalnya, yang mendaftar bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu.

Lebih lanjut Basuki mengatakan, jumlah pengangguran akan meningkat dengan adanya pekerja yang di PHK. Ini berarti akan menambah daftar deretan pencari kerja. Dan agar tetap bisa bertahan, para pencari kerja ini akhirnya rela bekerja apa saja demi bisa mendapatkan biaya hidup. “Jika sudah terdesak oleh kebutuhan, mereka akan mencari pekerjaan apa saja. Ada yang mendaftar jadi TKI, bekerja di luar Jawa, seperti ke Batam, menjadi transmigran atau membuka usaha sendiri,” jabarnya. Ia menambahkan, meski banyak peluang muncul, namun tetap belum mampu memecahkan masalah pengangguran. Karena yang tidak memiliki keahlian apapun, akhirnya justru beralih pada masalah sosial. Dengan bertambahnya jumlah penganggur, berarti memberikan tugas bagi pemkab untuk mencari solusi.

“Mulai 2007, Pemkab Sleman mencari terobosan dengan cara memberikan bantuan pinjaman kredit lunak bagi para pekerja yang terkena PHK, meski beberapa diantaranya sudah memiliki pesangon sekalipun,” terangnya.
Dari pemerintah nanti, akan dilihat para pekerja ini memiliki embrio usaha atau tidak. Jika mereka memiliki embrio usaha, maka akan diberikan pinjaman kredit lunak dengan bunga sebesar 0,5% per tahun. Dengan pinjaman ini diharapkan dapat memecahkan masalah pengangguran sehingga mereka dapat bekerja secara mandiri, bahkan jika bisa dikembangkan, justru dapat menyerap tenaga kerja.

“Untuk tahun ini, jumlah orang yang mendapatkan kesempatan mendapatkan pinjaman ada 100 orang, dengan masing-masing mendapat Rp5 juta yang wajib dikembalikan dalam jangka waktu dua tahun. Selama empat bulan pertama, mereka juga hanya wajib membayar bunganya saja,” imbuhnya.
100 orang yang mendapatkan kesempatan memperoleh pinjaman modal dengan bunga lunak, membuka peluang usaha seperti sektor perikanan, peternakan maupun warung makan dan toko kelontong. Menurutnya, cepat lambatnya pengembalian pinjaman tergantung dari jenis usaha yang dijalani. Semakin banyak dicari konsumen, otomatis cepat balik modal. Sehingga, diharapkan mereka tidak hanya sekadar membuka usaha saja, tapi juga harus kreatif dan perlu strategi yang tepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor