Pemkot Diminta Segera Normalisasi Sungai

RADAR JOGJA - DPRD Kota Jogja meminta Dinas Kimpraswil untuk mengantisipasi banjir yang kemungkinan akan terjadi mengingat musim penghujan telah tiba. Banyak saluran air hujan (SAH) yang mampet dan tidak mampu menampung debit air hujan. ‘’Itu terjadi hampir di semua kelurahan,” kata anggota Komisi III DPRD Kota Jogja Anis Sri Lestari kemarin. Anis menilai perencanaan pembuatan SAH selalu kurang matang. Ia pun menyarankan SAH dibangun dengan konsep biopori (lubang kecil-kecil di dasar) agar air bisa meresap. Meski belum tahu hasilnya, langkah itu perlu diterapkan di Kota Jogja. Selain perbaikan SAH, pemkot diminta memfokuskan pada perbaikan talud dan bantaran sungai.

Di mana bantaran tiga sungai yang mengalir di Kota Jogja tergolong rawan. Yakni bantaran Sungai Gajah Wong, Code dan Winongo. ‘’Jangan menunggu banjir baru dilakukan perbaikan. Nanti tentu akan menggunakan dana tak terduga. Padahal masih semrawut,” tandasnya. Lebih penting, lanjut Anis, pemkot segera melakukan normalisasi sungai dengan mengeruk lumpur dan sampah yang ada. “Ini jarang dilakukan pemkot,” ungkapnya. Menurut Anis, langkah itu paling ideal dibanding perbaikan talud. Itu disebabkan kota terdiri tanah berpasir yang mudah terbawa air.

Sedangkan talud justeru mempercepat arus yang menyebabkan terjadinya penggerusan. Dalam mengantisipasi banjir, pemkot diimbau kerja sama dengan Pemkab Sleman. Hal ini karena hulu sungai berasal dari Sleman yang kontur geografisnya lebih tinggi. Sementara itu Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Jogja memprediksi hujan mencapai titik kulminasi pada November mendatang. ‘’Saat ini hujan yang sudah terjadi di DIJ masih belum merata,” kata Staf Data dan Informasi BMG Jogja Agus Triyanto.

Agus memperkirakan guyuran hujan pertama diperkirakan terjadi di sejumlah daerah di bagian utara Sleman. ‘’Hujan deras akan disusul di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian barat daya, Kabupaten Bantul bagian selatan hingga Kulonprogo bagian selatan,’’ terangnya. Ia juga mengingatkan adanya potensi angin puting beliung pada musim hujan kali ini. Angin kencang itu akan melanda daerah yang minim vegetasi, di antaranya lapangan gersang dan persawahan. Agus menjelaskan fenomena alam itu terjadi akibat pengaruh pemanasan global yang menyebabkan peningkatan suhu udara yang berimbas naiknya suhu penguapan laut selatan. “Itu menyebabkan intensitas curah hujan yang dihasilkan juga akan meningkat,” terangnya. (yog)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor