Formasi Tenaga Teknis Banjir Pelamar

SLEMAN: Hingga hari kelima pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui sistem online, tercatat sekitar 3.500 pelamar telah mengajukan lamaran. Dari tiga formasi yang terbuka bagi pelamar umum, kebanyakan pendaftar mengajukan lamaran untuk posisi tenaga teknis. Iswoyo Hadiwarno, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sleman mengatakan, jumlah lamaran untuk mengisi lowongan tenaga teknis mencapai 2.000.

Padahal, dari sisi jumlah lowongan yang tersedia, jumlah bagi tenaga teknis paling sedikit dibanding dua formasi lainnya. Dari 331 lowongan, 219 lowongan diperuntukkan bagi formasi tenaga pendidikan, 65 untuk formasi tenaga kesehatan, dan hanya 47 untuk formasi tenaga teknis.

“Paling sedikit peminatnya adalah formasi tenaga kesehatan, kalau tenaga pendidikan lumayan banyak, tapi tidak sebanyak tenaga teknis,” terangnya, Senin (17/11) kemarin.

Banyaknya peminat tenaga teknis pada pendaftaran CPNS di lingkungan Pemkab Sleman juga terlihat pada hari pertama penyerahan berkas. Mulai Senin kemarin, BKD harus menambah jumlah loket pengembalian berkas formasi tenaga teknis. Semula, terdapat tiga loket untuk penyerahan berkas formasi tenaga teknis, kesehatan, dan pendidikan. Masing-masing loket dibagi lagi menjadi dua loket, untuk pelamar laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pantauan Harian Jogja, antrian pelamar berlangsung selama dua jam dari pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB. “Karena antrian di loket tenaga teknis sangat panjang, kami menambah satu lagi loket untuk memperpendek antrian dan mempermudah para pelamar,” ujar Iswoyo.

Terkait sejumlah keluhan tentang sistem registrasi online yang terkadang error, Kepala BKD Sleman menyatakan hal itu disebabkan oleh sistem yang kelebihan beban karena banyaknya pengakses pada saat yang hampir bersamaan.

“Kalau mengakses pada waktu jam kerja memang kadang lama karena bebannya sangat banyak. Kami menyarankan agar para pelamar mengakses pada jam-jam yang tidak sibuk seperti tengah malam atau menjelang dinihari. Tapi yang disebut error juga bisa karena pelamar yang tidak memahami mekanisme pendaftaran online. Kemarin ada yang mengeluh pada saya tapi ternyata karena yang bersangkutan tidak bisa mengikuti alur pendaftaran lewat online,” ungkap dia.

Salah satu pelamar, Daru Buana (26) mengatakan, dirinya merasa terbantu dengan mekanisme pendaftaran online. Meski demikian, menurutnya sistem online bukan tanpa kendala.“Kadang kalau salah harus mengulang lagi dari awal, padahal sudah hampir selesai mengisi formulir. Tapi secara keseluruhan tidak ada masalah,” ujar pelamar untuk posisi pengawas tenaga kerja itu.

Oleh Budi Cahyana
Harian Jogja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor