Bussines Centre, Siapkan Mental Wirausaha

RADAR JOGJA - Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus dilakukan pemerintah dengan mendukung berbagai fasilitas untuk kemajuan para lulusannya. Tenaga lulusan SMK terus dididik dengan dibekali kemampuan dalam bidang wirausaha, agar menjadi tenaga yang langsung siap terjun di lapangan pekerjaan.
Ketatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan serta semakin sempitnya lapangan kerja yang tersedia memicu setiap SMK untuk lebih mengembangkan pembelajaran yang diberikan kepada siswanya. Para siswa dididik untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan dibekali berbagai macam ilmu enterpreneur.

Mengacu pada kebijakan Direktur Pengembangan SMK yang menyebutkan bahwa setiap SMK hendaknya memiliki unit usaha yang dapat digunakan sebagai tempat pembelajaran praktik siswa khususnya bidang kewirausahaan, maka SMKN 7 Jogja berupaya menaati kebijakan itu dengan membuka bussines centre.

Bussines centre tersebut berupa unit usaha dalam bidang bisnis ritel yang menyediakan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Dalam pelaksanaannya, pusat bisnis yang ada di sekolah ini menyediakan barang yang dijual secara eceran maupun grosir.

Bahkan untuk para siswanya yang ada dalam kelompok bisnis dan manajemen, bussines centre menyediakan barang yang bisa diambil siswa untuk dijual lagi di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Dengan demikian, para siswa dapat mempraktikan secara langsung ilmunya mengenai usaha bisnis ritel, serta dapat menikmati keuntungan dari bisnis tersebut.

Bussines centre dengan nama G7 Mart baru diresmikan kemarin oleh Wali Kota Jogja Herry Zudianto. Dalam sambutannya, wali kota mengatakan, terobosan semacam ini sangat mendukung kemajuan siswa SMK dan meningkatkan jiwa enterpreneur di antara para siswanya. ''Diharapkan dengan banyaknya lulusan SMK, Indonesia memenuhi standar ideal dua persen wiraswasta dalam sebuah negara. Kalau sekarang kan dua persen lebih diisi politikus,'' tuturnya, sambil bercanda di hadapan tamu undangan kemarin.

Herry kemudian mengungkapkan konsep yang diajarkan Ki Hajar Dewantoro, bahwa belajar adalah ''niteni, nirokke, nambahi'' tidak mungkin hanya diperoleh di saat pelajaran, tetapi juga dipraktikkan. Pencapaian lebih tinggi lagi dengan menyempurnakan suatu ilmu.

Ditambahkan, dirinya sangat mendukung pengembangan SMK, khususnya di Jogja. Maka dengan dibukanya G7 Mart ini, diharapkan para lulusan SMK di Jogja, khususnya SMKN 7 Jogja dapat lulus dengan bekal yang cukup. ''Jadikan saya sebagai ikon SMK,'' lanjutnya.

G-7 Mart Pusat Kulakan dan Eceran merupakan realisasi dari kebijakan Direktur Pengembangan SMK, di mana SMKN 7 Jogja termasuk salah satu dari tiga SMK di DIJ yang mendapat kepercayaan untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui usaha.

Pendirian G-7 Mart terwujud berkat bantuan dana dari Direktur Pengembangan SMK sebesar Rp 250 juta, serta dari dana sharing komite sekolah sebesar Rp 50 juta. ''Pemanfaatan dana dipergunakan untuk rehab gedung, pengadaan perabotan dan peralatan, serta lebih dari 50 persennya untuk modal usaha,'' tutur Kepala Sekolah SMKN 7 Jogja Dra Titik Komariah Nurastuti.

Pihak sekolah optimistis dengan kemajuan bussines centre ini. Sebab, sejak dibuka kali pertama 3 November lalu, kini omzet rata-rata per hari mencapai Rp 3 juta. Dengan penerapan prinsip usaha menyediakan barang-barang dengan harga murah, G-7 Mart langsung mendapat respons positif dari masyarakat. Bahkan setelah diresmikan oleh wali kota kemarin, mini market yang berada dalam komplek SMKN 7 Jogja ini langsung didatangi banyak pembeli dari warga sekitar. (cw7)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor