GREBEG BESAR 1941/JIMAWAL KRATON YOGYAKARTA; Ratusan Warga ’NgalapBerkah’ Gunungan

YOGYA (KR) - Grebeg Besar 1941/Jimawal , tradisi adat Kraton Yogyakarta untuk memperingati Idul Adha kembali digelar, Selasa (9/12). Ratusan masyarakat DIY yang masih memegang teguh tradisi Jawa sejak pagi telah memadati area di depan Masjid Agung Kauman. Hujan yang mengguyur tak menjadi penghalang bagi mereka untuk menanti saat berebut gunungan atau sedekah raja.
Grebeg Besar merupakan prosesi iringan parade gunungan yang tersusun dari bahan makanan, sayur-sayuran, palawija dan jajan pasar. Gunungan tersebut adalah simbol kemakmuran dan kekayaan hasil bumi Kraton Yogyakarta.

Ritual Grebeg Besar yang melambangkan kemurahan hati raja untuk membagi kekayaan hasil bumi kepada rakyatnya itu, diawali keluarnya 10 unit (bregada) prajurit kraton dari Sitihinggil menuju Alun-alun Utara, untuk mengawal 5 buah gunungan ke halaman Masjid Gedhe Kauman.
Selanjutnya di Masjid Agung kelima gunungan diberkati dan didoakan oleh penghulu kraton, sebelum diperebutkan warga. Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, ratusan warga yang sudah sejak pagi menunggu di halaman masjid, langsung menyerbu gunungan tanpa menunggu prosesi doa selesai. Tak sampai 5 menit, kelima gunungan ludes tak bersisa.

Warga yang memperoleh bagian gunungan tersebut masih mempercayai bahwa sedekah raja tersebut akan membawa berkah, keselamatan, kesehatan dan keberuntungan bagi mereka.
Salah satunya Sri Mujiarti (60), seorang nenek yang tinggal di kawasan Notoprajan Yogyakarta. Ia tampak gembira meski hanya mendapatkan potongan bambu cuthik setelah berebut gunungan. “Cuthik ini akan saya tanam di sawah, agar tanaman padi gemuk-gemuk dan bebas hama. Cuthik dari kraton ini membawa berkah, kalau tak ditanam padi gampang terserang penyakit,” katanya yakin.

Berkah yang dibawa gunungan kraton juga diyakini Ponirah (55), warga Sewon Bantul yang mendapat beberapa potong kacang panjang. “Kacang panjang ini akan saya masak sayur lodeh. Saya percaya, dengan memakannya kami sekeluarga akan dilimpahi kesehatan dan keselamatan,” tandasnya.
Ponidi (47) warga Pojokbeteng Yogya mengaku selalu berebut gunungan setiap ritual Grebeg Kraton digelar, untuk ngalap berkah. “Itu kepercayaan sejak nenek moyang dan akan tetap saya pertahankan untuk meramaikan Grebeg,” ujar Ponidi, yang tak kecewa meski usahanya berebut gunungan hanya berbuah tangan hampa. (*-4)-f

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor