HARGA HANYA RP 6 JUTAAN, DAGINGNYA BAGUS ; Sapi ’Nggunung’ BanyakDiburu untuk Kurban

WONOSARI (KR)-Sapi lokal Gunungkidul yang sering disebut sapi nggunung banyak dicari untuk hewan kurban. Sapi berpostur kecil dengan berat karkas berkisar 2,75 kuintal tersebut cukup baik kualitas dagingnya. Yang jelas harganya sangat terjangkau rata-rata Rp 6 juta per ekor. Sapi nggunung banyak dipelihara warga Kecamatan Rongkop, Girisubo, Tanjungsari dan Tepus. Menjelang Hari Raya Kurban, kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pegunungan tersebut banyak didatangi warga untuk membeli sapi nggunung untuk hewan kurban langsung ke pemiliknya.

Seperti diakui Rubiyono salah seorang Takmir Masjid di Logandeng, untuk mendapatkan sapi korban yang baik dan harganya terjangkau pihaknya bersama pengurus lainnya langsung mencari sapi ke Desa Semugih, Rongkop. Selain kualitas dagingnya baik, harganya masih relatif lebih murah dari pada membeli di pasar hewan. "Harga sapi nggunung yang layak untuk korban rata-rata Rp 6 juta," kata Rubiyono.

Sementara lima hari menjelang Hari Raya Kurban kemarin suasana Pasar Siyono yang sudah terkenal sebagai sentra ternak sapi, kambing dan domba semakin padat. Jumlah ternak baik sapi dan kambing yang dijual di pasar ini meningkat 100 persen dibanding hari-hari sebelumnya. Tingginya permintaan, memicu naiknya harga hewan kurban.

Dari pemantauan KR di Pasar Hewan Siyono, truk yang membawa ternak baik sapi, domba dan kambing jumlahnya mencapai ratusan, termasuk truk yang akan membawa hewan kurban ke luar daerah seperti Jakarta, Bandung dan daerah lainnya.

Sementara itu dua minggu sebelumnya ada beberapa pedagang ternak yang membawa sejumlah ternak baik domba, kambing dan sapi ke beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung. "Sebelumnya para pedagang ini membeli ternak sebanyak mungkin dan mencari lahan memasarkan hewan kurban di kota yang akan dituju," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul drh R Setiawan yang ditemui KR di kantornya, Selasa (2/12). Diungkapkan permintaan hewan kurban, Selasa (2/12) meningkat 30-40 persen.

R Setiawan mengakui terjadi peningkatan permintaa hewan korban menjelang Hari Raya Kurban ini. Pada hari-hari sebelumnya kenaikan permintaan hewan kurban masih berkisar 5-10 persen, namun permintaan hewan kurban mengalami puncaknya pada Selasa (2/12) yang kenaikannya mencapai 30-40 persen. Tingginya permintaan ini menguntungkan peternak karena memiliki posisi tawar lebih baik sehingga bisa menjual dengan harga lebih bagus," katanya.
Diungkapkan, dari hasil pemantauan yang dilakukan tim kesehatan hewan di sejumlah pasar hewan di Gunungkidul sejak sebulan ini, belum ditemukan adanya indikasi penyakit pada hewan korban. "Seluruh hewan yang dibawa ke pasar harus diperiksa kesehatannya, terlebih yang akan dikirkim ke luar daerah," tandas R Setiawan.

Kendati begitu pihaknya mengakui belum semua ternak di Gunungkidul terjangkau pemeriksaan, terutama ternak yang ada di pedesaan. Untuk itu Dinas Peternakan akan melatih para takmir masjid cara menangani hewan kurban mulai dari cara memilih, memotong hingga penanganan daging. Untuk melakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah penyembelihan, Dinas Peternakan akan menurunkan 80 tenaga pemeriksa kesehatan hewan. "Takmir masjid bisa mengundang petugas kesehatan hewan untuk memeriksa hewan kurban," terang R Setiawan.(Awa/Mdk)-n

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor