Nasabah Datangi Kantor PT UKB

HARIAN JOGJA - SEWON: Puluhan nasabah PT Usahajaya Kita Bersama (UKB) mendatangi kantor perusahaan itu di Jalan Parangtritis kilometer (km) 9, Dusun Gabusan, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Jumat (12/12). Mereka bermaksud menanyakan perihal pencairan sisa hasil usaha (SHU). Pihak perusahaan mengaku rugi akibat adanya krisis global, sehingga tidak dapat memenuhi keinginan para nasabah. Siti Barokah, salah satu nasabah yang mengaku menanamkan investasi tabungan haji sebesar Rp19,5 juta, mengatakan dirinya selama ini belum pernah mendapatkan SHU. “Saya berinvestasi sejak Juni 2008, tapi sampai sekarang belum mendapatkan pencairan bagi hasil,” cetusnya.

Siti mengatakan sudah beberapa kali perusahaan menjanjikan pencairan SHU, namun selalu diundur pada bulan berikutnya. Siti telah tiga kali mendapatkan janji pencairan, namun selalu saja dia harus pulang dengan tangan hampa.
Sebelumnya, dia percaya kepada perusahaan karena memiliki reputasi yang bagus. Siti mengaku bergabung dengan perusahaan setelah diajak oleh salah satu agen pemasarannya yang menemuinya ketika mampir salat di masjid. Siti dijanjikan uang sebesar Rp19,5 juta yang dia investasikan dapat menjadi Rp34 juta dalam kurun waktu tertentu.
Mengaku rugi
Terpisah, Sahir Wastono, warga Wonosari, Gunungkidul mengaku menginvestasikan uangnya karena percaya kepada para kerabat yang telah berinvestasi terlebih dahulu.
“Saya berinvestasi sejak tiga bulan lalu dan menanamkan uang sebesar Rp100 juta, karena kata para saudara reputasi perusahaan ini bagus,” tutur Sahir.
Namun sejak berinvestasi, Sahir mengaku belum mendapatkan pencairan sisa hasil usaha yang dijanjikan akan diterima per bulan sebesar 5% dari modal yang diinvestasikan.
Dia mengatakan saat datang ke kantor dan menginginkan pencairan dana, pihak perusahaan sedang dilanda kerugian. “Waktu itu alasannya kalah tender dengan kontraktor pada proyek yang sedang dirintis, namun saya juga tidak paham imbasnya terhadap investasi saya. Pokoknya semacam itu. Nah, hari ini [kemarin] dijadwalkan untuk pencairan, tapi ternyata juga ditunda lagi,” keluh Sahir.
Para nasabah yang berdatangan jumlahnya lebih dari 50 orang. Mereka menunggu kepastian pencairan sisa hasil usaha sejak pukul 08.00 WIB. Sekitar pukul 11.00 WIB, Mustajib dan Alwan, komisaris perusahaan, datang untuk menemui para nasabah.
Akhirnya, mereka berdiskusi terbuka di ruangan dalam kantor. Mustajib mengatakan saat ini perusahaan sedang dilanda kerugian karena imbas dari krisis keuangan global yang sedang melanda dunia.
Hal ini menyebabkan pihaknya belum dapat memenuhi kewajiban terhadap para nasabah. “Kami minta maaf sampai hari ini [kemarin] belum dapat memberikan tanggal yang pasti,” katanya.
Pihak perusahaan sedang mengupayakan pemenuhan persyaratan untuk membiayai pencairan dana. Mereka juga sedang merintis usaha baru di luar regional DIY—Jateng untuk membangun kepercayaan yang baru dan memperoleh bantuan bagi pencairan dana nasabah.
Pemenuhan persyaratan ini dijanjikan dapat selesai Rabu (31/12). Kemudian mereka akan mencairkan dana nasabah sebesar Rp25 miliar pada 20 Januari 2009.
“Kalau sampai dengan tanggal 20 Januari 2009 kami belum dapat mencairkan dana, kami siap dituntut secara hukum,” tegas Mustajib di depan para nasabah.
Perusahaan juga siap apabila aset-aset yang saat ini mereka miliki disita karena kerugian yang tidak dapat ditanggung. Namun, berdasar pantauan Harian Jogja, di kantor perusahaan sudah tidak ada aset-aset berharga kecuali perangkat mebel.
Seorang nasabah yang tidak ingin disebutkan namanya juga mengatakan perusahaan tidak lagi memiliki aset. “Komputer-komputer, jaringan internet dan alat komunikasi sudah tidak ada kok,” ujar nasabah tersebut.

Oleh Ratri Lila Prabawani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor