Pasar Modal Lebih Siap Hadapi Krisis

YOGYA (KR) - Pasar modal di Indonesia kali ini lebih siap menghadapi krisis ekonomi dibandingkan 1998. Penanganan krisis jauh lebih cepat karena memiliki pengalaman menangani krisis sebelumnya.
Demikian dikemukakan Corporate Secretary PT Bursa Efek Indonesia Frederica Widyasari Dewi dalam workshop singkat wartawan di Melia Purosani Yogya, Rabu (10/12).
“Kalau 1998 kita terpuruk banyak. Tapi kali ini kita lebih siap. Apalagi pemerintah sangat serius berupaya menangani krisis global agar tidak terlalu memengaruhi pasar modal kita,” ujar Frederica.
Diungkapkan, dulu saat berupaya menangani krisis, perbankan sedang terpuruk. Kepercayaan masyarakat juga turun drastis. Tidak hanya itu, cadangan devisa juga tidak banyak. Sedangkan kondisi politik dan keamanan waktu itu kurang mendukung.

Sementara saat ini cadangan devisa jauh lebih besar. Kondisi perbankan tidak terpuruk, bahkan banyak yang dipercaya. Kondisi politik dan keamanan juga jauh lebih stabil.
“Tak dapat dipungkiri, pasar modal kita memang cukup cepat terpengaruh kondisi krisis Amerika Serikat karena persentase investasi asing cukup besar. Untuk itu, agar tidak mudah terpengaruh, persentase investasi domestik perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Diungkapkan, beberapa kebijakan pemerintah cukup positif untuk menghadang laju krisis. Di antaranya presiden telah menginstruksikan BUMN besar untuk buy back saham di bursa efek Indonesia guna membantu mengurangi krisis kepercayaan. Pemerintah menyiapkan dana Rp 4 triliun untuk membeli saham-saham (buy back) BUMN melalui mekanisme pasar. Sebagai pengelola dana dan saham tersebut, pemerintah telah menyiapkan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan Perpu No 4/2008 mengenai Jaring Pengaman Sistem Keuangan. (Jon)-g

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor