Petugas Berikan Hewan Kurban Label Sehat

YOGYA (KR) - Para pedagang hewan kurban di Kota Yogyakarta diimbau untuk menjaga kesejahteraan dan kesehatan hewan yang dijual. Sehingga, akan mendapatkan hewan yang sehat untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha. Jika ada hewan yang kurang sehat pedagang maupun masyarakat bisa membawa ke Kantor Pertanian dan Kehewanan (Pertanwan) Kota dan Poliklinik Hewan di Giwangan Umbulharjo. Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Perlindungan Mutu Konsumen Kantor Pertanwan Kota Yogya, drh Sri Panggarti, kepada KR, Jumat (28/11) mengungkapkan itu. “Mulai Senin besok tim akan berkeliling melakukan pantauan pasar tiban hewan kurban.

Ada 7 dokter hewan dibantu petugas paramedis dan penyuluh lapangan,” katanya. Dalam pantauan tersebut, tim akan memeriksa hewan-hewan kurban yang dijual di pasar tiban. Nantinya hewan yang sudah diperiksa akan diberikan label, apakah dinyatakan sehat atau ada catatan. Jika ada catatan dari petugas, pedagang direkomendasikan untuk membawa ke Poliklinik Hewan maupun Kantor Pertanwan untuk diperiksa. Selain diperiksa ia juga meminta kepada pedagang untuk tidak menjual hewan yang diberi catatan oleh petugas. Sebab hewan-hewan tersebut membutuhkan pengobatan dan biasanya berlangsung selama beberapa hari. Dalam pengobatan tersebut biasanya akan diberikan antibiotik sehingga saat penyembelihan masih dikhawatirkan masih terdapat residu. “Kami meminta pedagang untuk tidak menjual hewan yang kami beri catatan tidak sehat. Masyarakat juga harus lebih selektif memilih hewan yang sehat, yang bisa dilihat dari ciri-cirinya,” kata Panggarti.

Dari pengalaman tahun lalu beberapa catatan yang diberikan oleh petugas antara lain, hewan terserang penyakit kulit, mata merah atau cacing hati. Namun untuk penyakit cacing hati kadang tidak menampakkan gejala pada fisiknya. Setelah dilakukan pemeriksaan pada feces maupun saat disembelih baru diketahui jika hewan tersebut terkena cacing hati. (Nik)-f

“Kalau ada hewan yang tidak sehat silakan dibawa ke Poliklinik atau Kantor Pertanwan Ngampilan. Untuk pengobatannya gratis, pedagang hanya mengganti biaya obat,” tambahnya. Mata merah pada hewan menurut Sri Panggarti biasanya karena kecapekan saat dibawa dalam perjalanan. Sementara untuk hewan yang terserang penyakit kulit harus dipisahkan sebab bisa menular pada manusia. (Nik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor