Suhu Tinggi di Puncak Ibadah Haji

Proses Wukuf di Arafah Lancar
JAWA POS - ARAFAH - Tiga juta lebih umat Islam dari belahan dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah kemarin (7/12). Terik matahari yang mencapai 45 derajat Celsius tidak menyurutkan semangat jamaah untuk bertafakur, berdoa, dan berdiam diri saat puncak ibadah haji di padang tandus itu.

Wartawan Jawa Pos di Arafah Abdul Muis melaporkan, titik konsentrasi jamaah tersebar mulai dari tenda masing-masing, Bukit Jabal Rahmah, hingga Masjid Namirah. Khusus jamaah Indonesia lebih banyak melaksanakan wukuf di dalam tenda. Enam helikopter militer Arab Saudi tidak henti-henti mengitari kawasan Arafah.

Sejak memasuki waktu salat Duha hingga menjelang tengah hari, talbiyah terdengar bersahut-sahutan. Prosesi wukuf didahului dengan salat jamak Duhur dan Asar yang diikuti khotbah wukuf. Lebih dari 200 ribu jamaah Indonesia tenggelam dalam kekhusyukan wukuf hingga menjelang Magrib.

Mayoritas jamaah Indonesia yang sempat kecewa soal jauhnya lokasi pemondokan alias maktab di Makkah sedikit terobati ketika memasuki Mina. Para petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sigap menyambut mereka. Sang saka merah putih berkibar di sepanjang jembatan layang menuju lokasi jamarat (pelemparan jumrah).

Para jamaah Indonesia mulai berdatangan di Arafah sejak Sabtu (6/12) dini hari. Jamaah khusus alias ONH plus tidak langsung menuju ke Arafah. Mereka singgah dulu di tenda-tenda yang disiapkan di Mina. Untuk menyambut hari tarwiyah, mereka berangkat lagi ke Padang Arafah pukul 12.00 waktu Arab Saudi (WAS). Dari Mina, mereka berangkat ke Arafah. Jarak sembilan kilometer menuju Arafah harus ditempuh selama dua jam karena jalanan yang macet.

Jawa Pos melihat, sepanjang perjalanan Mina-Arafah, ratusan tenda didirikan di sepanjang trotoar oleh jamaah yang berhaji tanpa menyewa maktab. Mereka mayoritas berasal dari negara tetangga Arab Saudi. Sebagian lagi adalah para mukimin yang telah lama menetap di Arab Saudi. Mereka lesehan dan menggelar alas apa adanya di samping mobilnya. Kondisi itu makin membuat macet jalanan. Di antara delapan lajur di jalan raya, hanya dua yang tersisa untuk dilalui kendaraan.

Menjelang keluar dari batas Mina, lajur menyempit menjadi satu. Saat masih berada di wilayah Muzdalifah, iring-iringan bus pun terus merapat. Kawasan sepanjang jalan dipenuhi parkir mobil pribadi dan jamaah yang tidur nyenyak beralas sajadah. Di samping kiri dan kanan tampak ribuan tenda kerucut dan pagar yang menandai lokasi tempat mengambil batu kerikil di Muzdalifah.

Di sekitar lokasi mengambil batu tersebut mulai dibangun maktab-maktab baru. Bangunan itu direncanakan untuk menampung jamaah jika Mina tak mampu lagi menampung haji. Daerah perluasan tersebut dinamakan Mina Jadid. Jamaah yang ditempatkan di situ harus menempuh jarak 7-8 kilometer dengan berjalan kaki ke lokasi jamarat.

Setelah melewati Muzdalifah, bus baru bisa melaju lancar hingga memasuki batas kuning di Arafah. Rombongan sampai di tenda rata-rata pada pukul 02.00 WAS. Mereka pun segera menempati tenda persegi panjang yang bisa menampung sekitar 100 jamaah. Karena jamaah khusus meninggalkan tas dan koper mereka di penginapan, tenda mereka lebih terlihat longgar daripada jamaah reguler.

Dari laporan Media Center Haji (MCH) yang disiarkan situs Departemen Agama, prosesi wukuf berlangsung lancar. Termasuk, sejumlah jamaah asal Mataram (Nusa Tenggara Barat), Surabaya (Jatim), Bekasi (Jabar), dan Makassar (Sulsel).

Pembagian jatah makanan jamaah Indonesia dikelola oleh muassasah dan 12 perusahaan katering di Arab Saudi. Sstem prasmanan tidak mengakibatkan antrean panjang. Prasmanan diatur berdasar setiap rombongan dalam kelompok terbang (kloter). Menu makanan dan cita rasa masakan yang disajikan pun sesuai dengan selera lidah orang Indonesia. Tak pelak, dalam setiap jam makan, mayoritas jamaah makan dengan lahap.

''Masakan enak dan kami juga mendapatkan buah-buahan dan disediakan minuman panas berupa teh, susu, atau kopi. Saya rasa, ini sangat membantu agar kita tetap khusyuk beribadah,'' ungkap H M. Datwan, jamaah haji Indonesia asal Mataram, seperti dikutip MCH.

Menurut dia, rombongannya tiba di Arafah sekitar pukul 16.00 WAS dan mendapatkan jatah makan malam setelah salat Isya. ''Yang mengantre untuk makan paling lama 15 menit saja. Kami tidak merasa kesulitan,'' ujarnya.

Ruslan, jamaah asal Makassar, justru mengeluhkan keterbatasan ruang perkemahan. Dia minta kapasitas perkemahan diperlonggar. Sebab, kondisi tersebut membuat jamaah tidak nyaman karena berdesak-desakan untuk tidur. Sebagian jamaah yang tidak memperoleh tempat beristirahat memilih menginap di tenda musala. "Kami berharap musim haji mendatang ada perbaikan,'' kata Ruslan.

Kelancaran sistem prasmanan terlihat pada tenda jamaah Indonesia yang menempati lokasi maktab nomor 1 hingga 71 di kawasan permukiman jamaah asal Asia Tenggara. Misalnya, pada maktab 45 yang dihuni jamaah kloter 46 Jakarta. Para jamaah mengantre dengan tertib untuk mengambil sarapan. Menu yang tersaji adalah nasi kuning, orek kacang dan teri, telur rebus, apel merah, plus sebotol air mineral. Panjang antrean tidak sampai 10 orang. Pemandangan serupa juga terlihat pada kantin maktab jamaah dari kloter 14 Balikpapan, kloter 50 Jakarta, dan kloter 11, 15, dan 43 Surabaya, yang berlokasi tidak jauh dari kloter 46 Jakarta.

Suasana tersebut tentu saja makin menambah kekhusyukan jamaah. Di tenda, ada jamaah yang berbaring dan duduk. Mereka umumnya berdoa atau wirid sambil menggoyang-goyangkan hitungan biji tasbih di tangannya. Sebagian jamaah yang berada di luar tenda tampak bercengkerama di atas tikar yang digelar untuk duduk berkelompok.

Di tenda Misi Haji Indonesia -yang dihuni petugas haji- puluhan petugas menggelar tikar untuk merebahkan badan. Mereka hanya beralas terpal tenda tanpa atap sambil menanti datangnya waktu subuh sebelum wukuf.

Maftuh tampil sebagai khatib dalam khotbah wukuf. Dalam khotbahnya, selain mengutip pesan-pesan Nabi Muhammad saat wukuf hajjatul wada (haji perpisahan), Maftuh mengajak jamaah tetap bersyukur di tengah terpaan krisis global. "Alhamdulillah, pangan kita lebih dari cukup,'' ujar Maftuh. Dia tidak lupa mengingatkan agar tetap menyikapi Pemilu 2009 secara arif. "Bagi yang kalah (pemilu) harus legawa, bahkan akan sangat terhormat kalau ucapkan selamat kepada yang menang dan siap mendukungnya. Obama dan Mc Cain merupakan pribadi-pribadi yang sangat baik untuk dicontoh,'' kata Maftuh dalam khotbahnya. Khusus untuk jamaah, Maftuh mengingatkan agar tetap memprioritaskan mendapatkan haji mabrur.

Dari Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi, diinformasikan total jamaah haji yang meninggal dunia di Arafah berjumlah empat orang. Mereka adalah Pandapotan Siregar (kloter 17 MES/Medan), Siti Aisyah (kloter 53 SUB/Surabaya), Qosim bin Sastrowiguno (kloter 27 SOC/Solo), dan Nurhayati (kloter 20 UPG/Makassar). "Mereka meninggal karena serangan jantung,'' kata Pelaksana Sanitasi dan Surveilens (Sansur) PPIH Bambang Suprayitno. Dengan tambahan tersebut, praktis seluruh jamaah Indonesia yang meninggal di tanah suci mencapai 114 orang. Prosesi pemakaman akan diurus oleh maktab masing-masing. Khusus untuk jamaah yang meninggal di Makkah akan dimakamkan di Syaraya.

Dari situs Arab News, dilaporkan, insiden haji dialami jamaah haji asal Nigeria yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Madinah ke Makkah pada Jumat malam (5/12). Bus yang mereka tumpangi terbalik saat melaju dalam kecepatan tinggi di jalan tol Al-Hijra.

Dari insiden tersebut, delapan jamaah meninggal dunia dan 39 luka. Mereka memang mengejar waktu menuju ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Jamaah yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Wadi Al Far dan King Fahd Madinah. Para jamaah yang mengalami luka ringan telah diizinkan melanjutkan perjalanan menuju Arafah untuk wukuf. Jamaah yang mengalami luka berat harus menjalani perawatan lebih lanjut. (zul/agm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir