Bentuk Pokja Pemantau Pupuk

Pantau Distribusi Pupuk
BANTUL - Menindaklanjuti keluhan petani terhadap distribusi pupuk urea, pemkab Bantul akan memberlakukan penjualan pupuk dengan sistem tertutup.
Langkah tersebut dianggap sebagai jalan keluar terbaik. "Mudah-mudahan sistem ini membuat distribusi pupuk di tahun baru menjadi semakin baik," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bantul Drs Yahya kepada wartawan kemarin.

Sistem tertutup ini menerapkan model pendistribusian disesuaikan jumlah kebutuhan di lapangan. Setiap petani yang tergabung dalam kelompok tani (klomtan) akan mengajukan jumlah kebutuhan pupuk.
Syaratnya, petani yang ingin mendapatkan pupuk harus masuk menjadi anggota kelompok tani. Menjamin pola distribusi tertutup, Pemkab Bantul telah membentuk Kelompok Kerja Pemantau Distribusi Pupuk.

Pokja inilah yang akan memantau semua pergerakan distribusi pupuk ke semua wilayah dan kelompok tani. Mereka akan membuat laporan secara berkala dan melaporkan kepada bupati.

Di Bantul saat ini terdapat sekitar 725 kelompok tani. Yahya mengatakan, kebutuhan para kelompok tani akan dipenuhi pengecer.

Demikian juga yang dilakukan pengecer. Pengecer akan mengajukan jumlah kebutuhan kepada distributor. Selanjutnya, distributor akan dipenuhi kebutuhannya oleh pabrik sesuai kebutuhan.

"Dengan pola seperti ini, dipastikan tidak akan ada kelebihan jumlah pupuk di pasaran," kata Yahya.

Karena semua kebutuhan pupuk telah disesuaikan kebutuhan. Dengan pola ini, penjualan pupuk ke luar daerah juga dapat diantisipasi.

Bupati HM Idham Samawi menegaskan, pola distribusi pupuk secara tertutup adalah usulan dari Bantul. Karena itu, Idham mengajak semua petani, pengecer, distributor dan pabrik pupuk untuk bersikap fair dan jujur dalam penjualan pupuk.

"Kalau ada yang melanggar akan berhadapan dengan saya langsung," ancamnya. (din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir