Imlek, Harga Bawal Putih Melambung

RADAR JOGJA- Mungkin tidak banyak orang yang tahu, hubungan antara ikan bawal dan Imlek atau tahun baru bagi etnis Tionghoa. Ternyata, bawal menjadi perlambang kemakmuran bagi warga Tionghoa. Atau membawa berkah. Khususnya adalah ikan bawal putih (perak). Momen Imlek ternyata juga membawa berkah bagi para nelayan.

Karena itu, setiap kali mendekati tahun baru Imlek, harga ikan bawal dipastikan selalu melonjak. Seperti yang terjadi di pantai selatan Jogja. Banyak warga Tionghoa yang memborong ikan bawal, sehingga sesuai hukum ekonomi, maka harga pun akan naik. Apalagi ditambah ombak tinggi mencapai 3 meter yang menyebabkan hasil tangkapan tergolong sedikit. Pasalnya meski banyak ikan, namun tak banyak nelayan yang berani melaut.

Kenaikannya mencapai dua kali lipat. Sebelumnya, satu minggu lalu, jenis ikan bawal super yang dijual di Pantai Samas dan Depok Bantul mengalami kenaikan hingga Rp 15 ribu per kilo. Jenis ikan bawal laut super semula Rp 55.000 per kilogram naik menjadi Rp 70.000 per kilogram. "Itu seminggu lalu. Sekarang naik lagi. Bias mencapai Rp 90 ribu per kilonya," ujar Tri Jarwanta, salah seorang nelayan di Pantai Samas.

Kenaikan harga ikan bawal perak tersebut ternyata juga diikuti kenaikan harga tangkapan laut lainnya. Meski kenaikkannya hanya sekitar Rp 2 ribu-Rp 3 ribu saja.

"Kenaikan tajam pada ikan bawal memang selalu terjadi tiap tahun menjelang Imlek, sehingga meski tangkapan sulit karena ombak tinggi, nelayan tetap semangat" ungkapnya.

Senada dengan Tri, nelayan lainnya Sujito mengatakan Imlek menjadi berkah sendiri bagi nelayan. Bahkan, jika beruntung bias membawa pulang tangkapan bawal hingga 40 kg. Bisa ditebak, berapa keuntungan yang bakal direngkuh. "Bawal memang sangat diminati saat Imlek," ujarnya.

Pengamat budaya Tionghoa Anggie Minarni, kepada wartawan, membenarkan hal itu. Anggi mengatakan sebenarnya yang dipercaya sebagai pembawa rezeki adalah ikan mas. "Simbol rezeki itu ada pada warna siripnya," terangnya. Menurut Anggi, lambat laun ikan mas susah ditemui di pasaran, sehingga warga Tionghoa beralih ke ikan bawal perak. "Warna perak juga menjadi simbol limpahan rezeki warga Tionghoa," katanya. (yog)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor