Relokasi PKL UGM Diundur Sepekan

SLEMAN: Upaya paguyuban pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), yang meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sleman ikut cawe-cawe dalam upaya penataan PKL di UGM nampaknya sulit terealisasi. Meski berdasar surat imbauan dari DPRD Sleman pihak UGM akhirnya bersedia memundurkan jadwal relokasi yang rencananya mulai dilakukan Selasa (6/1) , diundur menjadi Senin (12/1), namun DPRD Sleman tetap tidak bisa memaksa UGM untuk membatalkan rencana itu.

Ketua DPRD Sleman, Rendradi Suprihandoko mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa pihak UGM untuk membatalkan rencana relokasi. Menurutnya, penataan kawasan kampus UGM merupakan kewenangan atau otoritas penuh pihak kampus. Selain itu, konsep penataan kawasan kampus seperti yang disampaikan pihak UGM, sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggusur para pedagang.

"Kita mesti menghormati otoritas UGM. Selain itu, kami juga melihat perencanaan penataan PKL di UGM sudah matang, bukan sekadar penataan tapi juga pemberdayaan," katanya.

Namun, Rendradi tetap berharap UGM tetap berupaya mengakomodasi aspirasi para pedagang secara maksimal, sehingga proses relokasi bisa berjalan dengan baik tanpa menimbulkan efek dan ongkos sosial yang besar."Sesuai rencana UGM, seharusnya para pedagang sudah harus menempati lokasi baru mulai Selasa hari ini. Tapi rencana itu ditunda. Sekali lagi kita akan memfasilitasi pertemuan pihak UGM dengan para pedagang pada Jumat (9/1) mendatang," katanya.

Sekretaris paguyuban PKL UGM, Tupardiyono saat ditemui Harian Jogja juga menyatakan jika pihaknya telah menerima surat pemberitahuan tentang pengunduran jadwal relokasi. Senin (5/1) sore sekitar pukul 18.00 kemarin, kami sudah menerima surat dari PT. Gama Multi yang berisi pemberitahuan pengunduran jadwal penempatan relokasi PKL UGM. ujarnya. Menurutnya, pengunduran jadwal itu merupakan buah dari audiensi yang dilakukan ke DPRD Sleman.

Menanggapi rencana relokasi yang tetap akan dilaksanakan Senin (12/1) pekan depan, Tupardiyono tetap menyatakan penolakannya. Selain karena dianggap kurang menjangkau bagi seluruh anggota PKL, ia juga mempersoal tentang penempatan yang dibatasi selama empat tahun saja. Selian itu, ia juga mempersoalkan letak lokasi relokasi yang dinilai tidak strategis karena terletak di antara dua gedung yang menyebabkan pengunjung enggan datang.

Sementara, Singgih H Wibowo selaku Kepala Pengelola Aset UGM menjelaskan, untuk mengambil jalan tengah antara UGM dan PKL, pada Jumat mendatang akan digelar pertemuan dengan melibatkan DPRD Sleman. Pertemuan ini diharapkan akan mampu menghasilkan jalan keluar terbaik. tandasnya. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa lahan yang disediakan juga akan mencukupi bagi seluruh anggota PKL.

Rumi, salah satu PKL UGM saat ditemui Harian Jogja, Selasa (6/1) kemarin mengaku pasrah dan manut dengan PKL yang lain. Terus terang saya merasa sangat takut, ujarnya pasrah.

Oleh Rina Wijayanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor