BERBELIT-BELIT DAN SULITKAN PETANI Distribusi Pupuk Sebabkan HasilPanen Turun

WONOSARI (KR) - Jika Bupati Gunungkidul optimis terjadi kenaikan produksi padi dan palawija, namun tak demikian dengan Komisi C DPRD Gunungkidul. Komisi C menilai hasil panenan pada MT 2008/2009 justru mengalami penurunan sekitar 10 persen. Penurunan disebabkan ketidak tepatan soal distribusi pupuk bersubsidi secara tertutup yang dinilai berbelit-belit.

Untuk itu, keputusan rapat Komisi B, Senin (2/2) mengusulkan kepada bupati agar segera merubah mekanisme penyaluran pupuk dengan memberikan kepercayaan kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) sebagai penyalur. Sehingga pupuk bersubsidi dari distributor langsung kepada gapoktan. Dengan demikian pupuk akan sampai pada petani sesuai kebutuhan dan tepat waktu.

Demikian ditegaskan ketua Komisi B DPRD Gunungkidul H Nurhadi Rahmanto SPd usai memimpin rapat komisi, Senin (2/2). "Kami berharap bupati segera menindaklanjuti usulan komisi dan segera disampaikan kepada PT Pusri," kata Nurhadi.
Pernyataan itu didasarkan atas pemantauan di lapangan yang dilakukan selama satu pekan lalu. Jika tahun ini PT Pusri masih menggunakan pengecer dalam pendistribusian pupuk bersubsidi, maka sudah bisa dipastikan penyaluran pupuk masih akan terjadi keterlambatan. Bahkan banyak pupuk bersubsidi akan diselewengkan ke luar daerah dan yang rugi adalah petani setempat.
Komisi B juga menyayangkan pemberian tambahan jatah pupuk bersubsidi oleh pemerintah yang waktunya tidak tepat. Tambahan pupuk tersebut datang pada pertengahan Desember 2008, ketika petani sudah selesai melakukan pemupukan. "Apalagi setelah 31 Desember 2008 tambahan pupuk sudah tidak bisa dicairkan kembali, artinya tambahan tersebut hanya sia-sia," tukas Nurhadi.
Komisi B berharap kepada para petugas pertanian di lapangan baik penyuluh dan mantri tani dalam melakukan ubinan dilakukan secara transparan dan profesional. Karena selama ini para PPL dan mantri tani melakukan ubinan pada tanaman yang berhasil, sementara tanaman yang gagal panen akibat serangan hama dan kurang pupuk tak disentuh.
"Saat ini sudah bukan zamannya lagi petugas melakukan ubinan untuk menyenangkan atasan, biar dapat penghargaan, sementara di lapangan sebenarnya tidak sesuai dengan laporan," kata Nurhadi.
(Awa)-e

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir