Dana Belum Cair, Sosialisasi Macet

JOGJA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja sering melakukan sosialisasi pemilu 2009 kepada masyarakat. Tetapi, tetap saja banyak calon pemilih yang belum ngeh pemilu. Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Humas dan Data Informasi KPU Kota Jogja Titok Haryanto mengakui belum optimalnya sosialisasi. "Terutama calon pemilih dari kelompok sektoral," terang Titok kemarin. Kelompok ini meliputi juru parkir, pedagang kaki lima (PKL), dan tukang becak. Bahkan, kelompok pemilih kritis yang terdiri mahasiswa dan anggota LSM juga belum seluruhnya tersentuh.

"Terus terang sampai saat ini kami belum memiliki media sosialisasi karena belum ada anggaran untuk itu," ungkapnya. Media yang dimaksud untuk mengkover kelompok sektoral berupa poster, leaflet, atau pamflet. Media informasi tersebut disebar dan dibagikan dengan cara jemput bola. Jika anggaran telah turun, KPU akan membagikan poster, leaflet dan pamlet penyisiran di sepanjang Jalan Malioboro dan pusat keramaian.

Sedangkan kelompok pemilih kritis akan dilakukan secara tatap muka dengan cara mendatangi asrama atau sekretariat LSM. "Kami juga meminta PPK dan PPS melakukan sosialisasi di komunitas-komunitas warga," pintanya. Ya, keterbatasan dana menjadi alasan tidak optimalnya sosialisasi. Sebagian besar penduduk yang belum mengetahui pelaksanaan pemilu, antara lain, pedagang, tukang becak, dan tukang parkir.

"Kapan sih pencoblosannya, nggak tahu tuh. Wah nggak kober baca koran atau nonton berita," tutur Widodo, 45, pedagang pakaian di pasar Bringharjo. Widodo bukan berarti tidak mengetahui pemilu tahun ini. Hanya, dia tidak mengetahui pelaksanaannya tidak sama dengan pemilu sebelumnya. "Setahu saya, ya dicoblos pake kawat atau paku. Kan sudah disediakan di bilik?" tuturnya polos. Marni, 40, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh gendong juga tidak ngeh pemilu. "Sejak subuh saya sudah di pasar. Pulang menjelang magrib. Kalau nggak mudeng, ya nanti tanya," ucapnya.

Tukang becak Yono, 50, justru mengaku tidak tahu persis pemilu. "Biar saja, siapa yang terpilih. Orang kecil sioh manut saja," katanya pasrah. (yog)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor