Hati-Hati Alergi Susu Formula

JOGJA - Para orang tua yang menginginkan anaknya yang masih bayi cepat gemuk hendaknya tidak begitu saja memberikan susu formula pada anaknya itu. Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan alergi pada bayi. Alergi semacam ini tak bisa dianggap enteng, karena jika alergi sudah kronis, bisa berakibat fatal bagi bayi dan balita.

Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia (Peralmuni) Cabang DIJ dr Sumadiono, SpA(K) mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah penderita alergi susu formula ini mengalami peningkatan. "Selain memberi susu formula agar anaknya cepat gemuk, para orang tua juga memberikan makanan yang mengandung protein yang bersifat allergen," tuturnya kepada wartawan saat menggelar jumpa pers di RSUP Dr Sardjito, kemarin.

Dikatakan, pemberian susu formula seharusnya diberikan kepada anak jika dalam keadaan terpaksa. Itupun harus susu formula yang benar-benar sesuai. Dampak yang ditimbulkan akibat alergi ini antara lain timbulnya penyakit kronis, gizi yang tak sesuai, beban psikologis, serta pengaruh tumbuh kembang anak.

Gejala yang bisa dideteksi dari anak yang alergi terhadap susu formula ini bisa dilihat dari mulut hingga dubur. Yakni muntah-muntah, kulit timbul bercak-bercak merah, diare, bengkak di bibir, bahkan anak mengalami shock.

Mantan ketua Peralmuni Cabang DIJ Prof Dr.dr Hardyanto Soebobo, SpKK (K) menjelaskan, alergi susu formula pada anak ini sebenarnya masih bisa disembuhkan jika dilakukan desensitisasi. "Tapi jika anak sudah mengalami alergi, pemberian susu formula maupun makanan yang mengandung susu harus dihentikan selama 2-3 bulan. Kemudian diberikan sedikit demi sedikit hingga anak imun. Tetapi harus disiplin," ujarnya.

Masalah alergi terhadap susu formula ini rupanya menjadi perhatian serius para ahli medis. Di Jogja, ada sekitar 12,5 persen bayi usia 2-3 bulan mengalami alergi ini. Hal ini memberikan rasa kekhawatiran tersendiri bagi kesehatan bayi, khususnya yang ada di Jogja.

Keseriusan ini juga dapat dilihat dari penelitian yang telah dilakukan pihak RSUP Dr Sardjito yang bekerjasama dengan Pakultas Kedokteran UGM dan Universitas Nasional Singapura dalam meneliti masalah alergi susu formula pada bayi di negara maju dan berkembang.

Untuk itu, tim Peralmuni menghimbau kepada para ibu untuk lebih memilih ASI sebagai makanan bayinya. Sebab, jika sejak lahir seorang bayi sudah diberi susu sapi secara maksimal, ia akan terhindar dari penyakit alergi susu formula. ASI juga merupakan alternatif pertama pengobatan alergi susu formula. Tetapi jika pemberian ASI tak memungkinkan, bayi yang terkena alergi tersebut diberi susu hipoalergik yang parsial. Namun jika masih terjadi alergi juga, bayi bisa diberi susu kedelai.

Meski demikian, ASI merupakan komponen paling penting untuk kesehatan bayi. Spesialis Tumbuh Kembang Anak dr Soeroyo Machfusz, MPH, SpA(K) menekankan kepada para dokter, bidan maupun perawat agar jangan tergesa-gesa memberikan saran kepada ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. "Dosa pertama para calon dokter dan bidan apabila memberi saran susu formula kepada seorang ibu untuk anaknya," tandasnya. (nis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor