Jalan Sleman-Klaten Lumpuh 11 Jam

Tebing 25 Meter Longsor
SLEMAN - Longsor di Dusun Candisari, Prambanan mengakibatkan jalan alternatif yang menghubungkan Sleman-Klaten lumpuh sekitar 11 jam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Hingga kemarin, jalan selebar kurang lebih 9 meter itu belum layak dilalui kendaraan roda empat. Jalur Wukir Harjo-Gayam Harjo-Klaten terpaksa dialihkan melalui jalan kota.
Puluhan truk material yang setiap hari melewati jalan ini selama 24 jam harus mengambil jalan memutar. Kepala Dusun Candisari Ngatino mengatakan, tebing setinggi 25 meter itu longsor setelah hujan deras menguyur selama tiga hari berturut-turut.


Timbunan material yang memutuskan jalur alternatif itu kali pertama diketahui Ponir, warga setempat, Kamis (12/2) sekitar pukul 23.00. Timbunan yang menutup jalan setinggi 3 meter. "Warga langsung bekerja bakti membuka jalan sampai sekitar pukul 01.00 dini hari. Saat itu hanya sepeda motor saja yang bisa melintas," tutur Ngatino.

Kabag Pembangunan Desa Wukir Harjo Teguh Wiyono mengatakan, kerjabakti pembukaan jalan dilakukan sejak pukul 06.30 kemarin. Puluhan warga dikerahkan agar jalan dapat dilalui kendaraan. Sekitar pukul 10.00, jalan mulai dapat dilewati kendaraan. Namun, hujan yang terus mengguyur menyebabkan jalan tetap sulit dilalui, dan berbahaya karena sangat licin.

Beberapa kali kendaraan yang melintas di jalan menanjak dengan kemiringan sekitar 60 derajat itu harus dibantu warga. "Jika ada kendaraan yang akan menuruni jalan harus digondeli. Soalnya kalau direm malah terpeleset," ujar Teguh.

Seorang pengendara motor terpeleset saat mencoba menerobos sisa material di jalan licin sekitar 20 meter itu. Namun pengendara tidak mengalami luka.

Hingga pukul 12.00 kemarin, warga masih bekerja bakti membersihkan longsoran dengan menggunakan cangkul dan cetok.

Kepala Dewa Wukir Harjo Sajiyo mengatakan, longsor juga mnegakibatkan jalan menuju Gunungkidul melalui Gayam Harjo juga terputus.

Warga masih khawatir, longsor akan kembali terjadi jika hujan tetap deras disertai angin kencang. Kepala Bidang Penanggulangan Bancana Alam (PBA) Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alama (P3BA) Sleman Singgih Sudibyo mengatakan, lokasi tersebut bertanah labil. "Di tempat ini sering terjadi longsor. Ini kejadian yang terbesar," tuturnya. (yog)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor