Bersih Diri Jelang Nyepi...

HARIAN JOGJA - Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1931 yang jatuh 26 Maret 2009, umat Hindu Kabupaten Gunungkidul kemarin menggelar upacara suci Melasti di Pura Segara Wukir, Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul.

Upacara Melasti yang dikuti ratusan umat Hindu itu, tak lain merupakan upacara suci dalam upaya pembersihan diri dan penyucian unsur-unsur buana agung dan buana alit, sebagai konsepsi penyelarasan Tri Hita Karana serangkaian upacara dan bratha penyepian.

Upacara diawali dengan arak-arakan para wasi atau pemangku dan pinandita, yang diikuti umat secara khusyuk. Pekulu dan pratima dari 15 pura di Gunungkidul, belasan gunungan berisikan hasil pertanian dan berbagai jenis sesaji diarak secara sakral dengan iringan mantra dan kidung suci umat menuju pura, sebagai ungkapan syukur kepada Ida Shang Hyang Widhi.

Berbagai persembahan dan sesaji selanjutnya ditata secara rapi di meja Pura Segara Wukir, pusat upacara Melasti. Dipimpin pinandita, ratusan umat Hindu yang juga datang dari luar Gunungkidul itu menggelar doa-doa secara khusyuk sebagai bentuk penyerahan diri dan syukur atas karunia Tuhan.

Seusai berdoa di dalam pura, upacara dilanjutkan dengan prosesi labuhan. Seluruh sesaji dan persembahan umat Hindu yang semula ditempatkan di meja pura, selanjutnya diarak menuju bibir pantai dan kemudian dilarung sebagai simbul penyucian alam semesta.

Labuhan umat Hindu itu mewujudkan persembahan dan penghormatan kepada Dewa Baruna sebagai penguasa lautan, juga Kangjeng Ratu Kidul selaku penguasa Pantai Selatan untuk mengharapkan perlindungan dan pengayoman dalam kehidupan yang lebih baik.

Upacara Melasti berakhir dengan berebut gunungan hasil pertanian yang telah disucikan. Ngalap berkah ini merupakan sebuah doa dan harapan umat Hindu atas segala karya di berbagai bidang agar diberikan berkah Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya, apa yang didapat dari berebut gunungan hasil pertanian dibawa pulang untuk menyucikan pekarangan rumah. Ada juga yang disimpan lantaran diyakni bisa membawa kehidupan yang lebih baik.

Hadi Suryono, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gunungkidul, menjelaskan upacara Melasti 2009 menjadi kebanggaan umat Hindu, karena pada tahun ini tiga hari raya datang bersamaan.

“Kami mengajak seluruh umat Hindu untuk tetap mengedepankan upaya membersihkan diri dan terus berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan, ujar Hadi lagi.

Chandra Saputra, ketua pelaksana upacara, mengatakan Pantai Ngobaran dipilih sebagai tempat suci yang memiliki nilai spiritual, religius dan bernilai sejarah tinggi untuk tempat upacara Melasti.

Menurut sejarah, imbuh Chandra, di Pantai Ngobaran, Raja Majapahit Prabu Brawijaya V pernah melakukan tapa brata (semedi) untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Para pelaku spiritual, tokoh budaya dan juga tokoh agama berbagai kalangan pun menggunakan Pantai Ngobaran sebagai tempat yang tepat untuk mencapai kedamaian pribadi melalui perilaku spiritual.

Tak heran saat ini bermunculan bangunan suci seperti pura, musala dan padepokan sebagai salah satu tempat untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.

Sudodo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Gunungkidul, menyambut baik kegiatan keagamaan di kawasan wisata.

Menurut dia, saat ini banyak tempat wisata di Gunungkidul yang semakin bermanfaat positif bagi tempat wisata spiritual dan kebudayaan. Dari sini kemudian diharapkan sikap dan perilaku hidup dalam pruralisme bisa berkembang...

Dengan seringnya digelar berbagai kegiatan kebudayaan maupun kegiatan spiritual di kawasan objek wisata, Pemkab Gunungkidul merasa terbantu dalam rangka agenda promosi wisata pantai yang selama ini menjadi andalan Gunungkidul.

Sudodo memastikan Pemkab Gunungkidul akan selalu terbuka memberikan dukungan, termasuk penyediaan tempat, pengamanan dan penataan kawasan yang mendukung serta melibatkan masyarakat setempat dalam berbagai event.(Endro Guntoro/WARTAWAN HARIAN JOGJA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir