Caleg Perempuan Harus Bersaing
HARIAN JOGJA - DEPOK: Hampir 60% calon pemilih di seluruh Indonesia adalah perempuan. Hal itu berarti peluang calon legislatif (caleg) perempuan menduduki kursi parlemen semakin besar. Namun, besarnya jumlah pemilih perempuan belum tentu membuat caleg perempuan melenggang dengan mudah ke kursi parlemen.
Ada bebrapa faktor mengapa caleg perempuan belum tentu dipilih oleh perempuan. Pertama, budaya patriarki yang masih melekat. Kedua, pengaruh dogma agama yang memunculkan anggapan hanya laki-laki yang pantas menjadi pemimpin. Sehingga, ada legitimasi bahwa perempuan tidak pantas menjadi pemimpin, kata Sisparyadi, peneliti dari Pusat Studi Wanita (PSW) UGM, pada Senin (30/3) di kantornya.
Menurut Sisparyadi, perempuan menjadi pemimpin tidak ada masalah. Isu-isu perempuan, bukan hanya menjadi milik perempuan, melainkan juga menjadi isu laki-laki.
Selain adanya faktor budaya dan dogma agama, kualitas caleg perempuan juga berpengaruh terhadap upaya perempuan menduduki kursi parlemen. (Rasno A Shobirin)
Sumber : Harian Jogja
Ada bebrapa faktor mengapa caleg perempuan belum tentu dipilih oleh perempuan. Pertama, budaya patriarki yang masih melekat. Kedua, pengaruh dogma agama yang memunculkan anggapan hanya laki-laki yang pantas menjadi pemimpin. Sehingga, ada legitimasi bahwa perempuan tidak pantas menjadi pemimpin, kata Sisparyadi, peneliti dari Pusat Studi Wanita (PSW) UGM, pada Senin (30/3) di kantornya.
Menurut Sisparyadi, perempuan menjadi pemimpin tidak ada masalah. Isu-isu perempuan, bukan hanya menjadi milik perempuan, melainkan juga menjadi isu laki-laki.
Selain adanya faktor budaya dan dogma agama, kualitas caleg perempuan juga berpengaruh terhadap upaya perempuan menduduki kursi parlemen. (Rasno A Shobirin)
Sumber : Harian Jogja
Komentar
Posting Komentar