PAN Siap Terima Sultan HB X; Partai Demokrat Mulai Mendekat

YOGYA (KR) - Peluang Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi calon presiden (capres) yang diusung Partai Golkar, belum tertutup, meski mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I se-Indonesia mengusung Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Sampai saat ini, belum ada aturan main terhadap penentuan siapa capres yang diusung, ditentukan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnasus) yang akan digelar pasca Pemilu Legislatif.

Kita menyambut baik sikap Sultan tidak akan mundur dalam persaingan Capres di Golkar. Ini menunjukkan Sultan punya jiwa petarung, tidak akan lempar handuk,” ujar Ketua DPD Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman MM kepada KR, Selasa (17/3) terkait dengan pernyataan Sultan tidak akan mundur dalam persaingan Capres yang akan diusung Partai Golkar.
DPD Golkar DIY sendiri dalam nominasi Capres yang disurvei, salah satunya mengajukan nama Sultan. Pihaknya berharap perjuangan untuk menjadi Capres terus dilakukan.
Menurut Gandung, aturan main dalam Rapimnasus, belum ada. Karena itu, pihaknya akan memperjuangkan agar dalam pemilihan Capres yang diusung, setiap DPD bisa mengajukan 2-3 nama. Dengan langkah seperti ini, peluang Sultan menjadi terbuka.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN), Totok Daryanto SE mengungkapkan, partainya siap ‘menerima’ Sultan, jika terlempar dalam persaingan Capres di Partai Golkar. Sampai saat ini, PAN melihat banyak potensi sejumlah tokoh untuk menjadi presiden. Termasuk di antaranya Sultan.
Ke depan, tambah Totok, PAN juga siap menjalin koalisi dengan partai lain dalam membangun pemerintahan. Karena itu, sejak awal, pihaknya berupaya menjalin komunikasi dengan sejumlah partai, termasuk dengan Partai Demokrat.
Sementara guna membuka peluang koalisi kembali, Partai Demokrat dan PAN akhirnya menjadi pertemuan di Kantor DPP PAN, Jalan Warung Buncit, semalam.
Rombongan Partai Demokrat hadir dengan dipimpin langsung ketua umumnya, Hadi Utomo dan disambut Ketua DPP PAN Soetrisno Bachir dan Sekjen Zulkifli Hasan.
Pimpinan kedua parpol tersebut langsung mengadakan pertemuan tertutup di sebuah ruangan di lantai dua.
Terkait dengan pertemuan ini, Totok mengungkapkan adanya keinginan untuk tetap membangun komunikasi yang baik di antara kedua pihak. Pihaknya juga akan membangun komunikasi dengan partai-partai lainnya.
Sementara itu, wacana pertemuan antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Demokrat, dalam hal ini Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), semakin mengambang. Pasalnya pihak PDIP tunggu momentum untuk mewujudkan pertemuan ini.
”Cerita politik itu, cerita momentum. Momentum bagus, ya ketemu. Kalau tidak ada momentum, kan bisa nggak bisa ketemu,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat DPP PDIP Taufiq Kiemas saat ditemui dalam acara Konsolidasi Struktural PDIP Propinsi DKI dalam Rangka Pemenangan Pemilu 2009 di Gedung Mulya & Raja, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Menurutnya momentum dibutuhkan karena mementingkan partai. Namun jika pertemuan dilatarbelakangi persoalan ideologis, Taufiq menyatakan partainya bisa melakukan pertemuan kapan saja.
Penjajakan pertemuan kedua partai yang memiliki pengaruh ini, menurutnya sudah dilakukannya sejak setahun lalu. Saat itu dirinya telah bertemu dengan Ketua DPP Partai Demokrat Hadi Utomo.
(Kalau) besok ketemu sama siapa, saya nggak tahu. Tetapi kita tetap mengadakan hubungan dengan semua orang,” ujarnya. (Jon/Mus/Edi)-n

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor