Program KB Mundur, "Baby Boom" Mengancam

BERNAS JOGJA -- Kepala BKKBN Pusat dr H Sugiri Syarief MPA menyatakan tahun 2008 penduduk Indonesia sekitar 227 jiwa, 40 persennya merupakan remaja yang siap menikah. Oleh para ahli demografi dinilai sebagai ancaman potensi baby boom bila upaya program KB dilaksanakan secara biasa saja atau bahkan mengalami kemun­duran. Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan Program KBN mengalami stagnasi, angka Total Fertility Rate (TFR) nasional 2007 tetap berada di angka 2,6 = tahun 2003.

Mengemukakan hal itu pada pembukaan Rapat Pertemuan Konso­lidasi Kepala Seksi (Kosi) Bidang KB - Kesehatan Repoduksi (KB-KR) dan Keluarga Sejahtera - Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) ting­kat provinsi se Indonesia di Hotel Garuda Minggu (22/3) ma­lam, dr Sugiri Syarief mengajak seluruh jajarannya mening­katkan komit­men dan kerja keras dalam penggarapan program KB agar tetap berjalan baik. Meski di tengah hiruk pikuk politik di tanah air, tetapi harus pantang menyerah dan tampil lebih gagah.
Apalagi dikaitkan dengan hasil evaluasi Bappenas, pencapaian sasaran program KB dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang akan berakhir tahun 2009 ini, sampai dengan tahun 2008 masih banyak yang tertinggal.

Kasi sebagai ujung tombak penggarapan program KB di daerah peranannya menjadi sangat penting. Sasaran program KB dalam RPJM yang belum tercapai yakni menurunkan TFR dari 2,6 menjadi 2,2, menurunkan PUS tidak terlayani dari 9,1 persen menjadi 6 persen. Meningkatkan kesertaan KB pria dari 1,5 menjadi 4,5 persen. Meningkatkan usia perkawinan pertama dari 19,8 menjadi 21 tahun. Selain meningkatkan partisipasi keluarga dalam tumbuh kembang anak, meningkatkan jumlah keluarga dalam usaha ekonomis produktif serta meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan program KBN.
Selain itu dalam rencana kerja pemerintah tahun 2009 ditetapkan 14 sasaran. Semuanya merupakan upaya penyelesaian dari sebagian permasalahan kependudukan. Diharapkan dari Kosi ini akan dirumuskan strategi operasional di tingkat lapangan yang tepat guna mencapai sasaran.

Kosi diikuti 406 peserta dari semua provinsi, dan akan berlangsung hingga 25 Maret. Pada kesempatan itu Sugiri Syarief melaunching logo baru institusi serta logo program. Diawali dengan tarian yang menggambarkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang dinamis, dengan dua anak.
Sedang Selasa (23/3) pagi, Sugiri Syarief membuka Pentaloka Nasional Pengelolaan Program KB Bagi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang KB (SKPD KB) tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota di Hotel Melia Purosani. Pada kesempatan itu Sugiri mengingatkan, selain perlunya meningkatkan kesertaan ber-KB untuk pengendalian penduduk, juga perlu meningkatkan sisi kualitasnya. Karena Indonesia menduduki peringkat 108 dari 177 negara.

Diharapkan setelah munculnya peraturan perundangan yang menetapkan KB dan Keluarga Sejahtera merupakan urusan pemerintah wajib bagi pemerintah kabupaten/kota serta PP RI No 41/2007, dapat dijadikan landasan menata kembali struktur kelembagaan yang sejak desen­tra­l­isasi sangat beragam dan kurang memadai. (ato)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor