Ribuan Umat Hindu Bersihkan Jiwa Raga

HARIAN JOGJA - KRETEK: Ribuan umat Hindu, khususnya dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan beberapa kawasan Jawa Tengah, Minggu (22/3), melaksanakan upacara Melasti di kawasan Pantai Parangkusomo, Parangtritis, Kecamatan Kretek. Bantul.
Upacara Melasti, yang merupakan rangkaian dalam perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1931 ini, dipimpin oleh Romo Bengawan Manuabe.

Dimulai tepat pukul 15.00 WIB, ribuan umat Hindu dua jam sebelumnya sudah berdatangan dari tujuh pura besar di Kota Jogja dan sekitarnya.

Mereka berasal dari Pura Jagadnatha Banguntapan, Pura Eka Dharma Kasihan, Pura Karang Gede Kasihan, Pura Widya Dharma Dero, Pura Sir Gading Sayegan, Sanggar Pemujaan Kalasan dan satu pura baru di kawasan kompleks TNI AU.

“Melasti bermakna menghilangkan kotoran Buana Agung (jagat raya) dan Buana Alit (diri sendiri). Kami memperkirakan umat yang datang kali ini mencapai kurang lebih seribu hingga lima ribu orang,” jelas ketua umum panitia perayaan Nyepi 1931 Saka, AAK Suryahadi, sebelum acara dimulai.

Pensucian disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta mensucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasinya.

Prosesi upacara Melasti diawali dengan mengambil air suci Nuur Toya Suci di Sendang Beji. Selanjutnya, umat Hindu berkumpul di Pura Jagatnatha Banguntapan untuk memanjatkan doa.

Di akhir upacara, setelah memanjatkan doa bersama, sesaji yang dibawa peserta dilarung ke Laut Selatan, namun terlebih lebih dulu didoakan yang. Doa berlangsung khidmat, terlebih lagi kebanyakan peserta menggenakan pakain khusus sembahyang dalam agama Hindu dan selama ini dikenal sebagai budaya khas Bali.

Sepanjang tempat upacara dipenuhi umbul-umbul berwarna kuning keemasan, juga kain bermotif kotak-kotak kombinasi warna hitam-putih. Upacara pun semakin sakral dibalut iringan suara gamelan Bali.

Tak pelak, upacara tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan di Pantai Parangtritis. Bahkan, beberapa wisatawan dari mancanegara terlihat antusias mengabadikan momentum itu.

Upacara Melasti secara simbolis merupakan pembersihan yang bersifat spiritual dan material. Pensucian roh dan jiwa manusia, serta peralatan kegiatan ritual. Melasti biasanya menggunakan air sebagai simbolisasi pembersihan, sehingga kegiatan ritual ini berlangsung di pantai. Kalau jauh dari pantai, dilakukan di sungai atau mata air yang bisa dijangkau dengan mudah, lanjut Suryahadi.

Melasti dilakukan beberapa hari sebelum memasuki rangkaian ritual lainnya yaitu upacara Tawur Agung Kesanga pada 25 Maret malam, yang akan dipusatkan di kompleks Candi Prambanan. Setelah itu, barulah umat Hindu melaksanakan ritual Nyepi selama 24 jam penuh pada keesokan harinya.(Kukuh Setyono/Harian Jogja)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor