IOM siap pulihkan psikologis TKI

UMBULHARJO: International Organization for Migration (IOM) untuk sementara bakal menampung para tenaga kerja Indonesia (TKI), dari Suriname yang diperkirakan datang hari ini sekitar pukul 18.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Para TKI tersebut telah berangkat dari Suriname pada Kamis, (2/4) pukul 03.00 waktu Suriname dengan rute perjalanan melalui Curacao, Karibia-Amsterdam-Jakarta.

"Mereka [untuk sementara] dipulihkan terlebih dahulu di Jakarta. Untuk pemulihan medis dan psikologis," kata Anna Sakreti, Counter Trafficking Unit IOM Indonesia, dalam layanan pesan singkat yang diterima Harian Jogja, Jumat, (3/4).

Lamanya proses pemulihan itu, menurut dia, belum bisa dipastikan. "Prosesnya tergantung kondisi klien kami."

Adapun para TKI yang berangkat dari Suriname itu adalah Wahyu Muji Widodo, Heru Surono, Sumarno Notodiharjo, Jusuf Arifin, Fajar Apriyanto, Yayan Saputro, Lucia Mursilah yang seluruhnya berasal dari Jogja dan Andreas Nanang dari Nganjuk, Jawa Timur (Jatim).

Departemen Luar Negeri (Deplu) pada Rabu, (25/3), sempat mengatakan para TKI tersebut masuk kategori korban perdagangan manusia atau trafficking.

Menurut sumber Harian Jogja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suriname, IOM malah mengategorikan status para TKI tersebut sebagai trafficking in person atau korban perdagangan manusia yang dieksploitasi tanpa mereka tahu apa pekerjaan dan dimana mereka dikaryakan.

"Karena alasan inilah, IOM mau memberikan dukungannya dalam pemulangan para TKI tersebut," kata dia.

Sementara itu menurut Wahyu Susilo, Direktur Migrant Care, biasanya kasus yang dikategorikan untuk trafficking in person ini di dunia lebih banyak menimpa kaum wanita. Setelah mereka dipulangkan dan sampai di negara asal, para TKI itu dipulihkan dulu kondisinya. "Tapi, saya belum dengar apakah ini juga diberlakukan bagi korban trafficking laki-laki."

Menyinggung rencana Migrant Care memfasilitasi pertemuan para TKI dengan media nasional di Jakarta, dia menyebutkan belum mendapat kepastian. "Mereka [TKI] sempat telepon saya. Saya bersedia membantu. Setelah urusan selesai dengan IOM, saya katakan ke TKI itu, silakan kontak saya kapan saja. Prinsipnya kami siap membantu."

Terkait dengan pernyataan Deplu yang akan menindaklanjuti dugaan trafficking TKI asal Jogja dan Nganjuk tanpa menunggu permintaan LSM, Wahyu menjelaskan, mestinya penyelidikan itu sudah dilakukan jauh-jauh hari.

"Kalau Deplu menindaklanjuti tanpa permintaan LSM, lalu kenapa sekarang harus bekerja sama dengan IOM."

Oleh Adhitya Noviardi
Harian Jogja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor