Sulitnya Jalankan Tugas Entry Data Hasil Pemilu

RADAR JOGJA- Persoalan entry data menjadi persoalan rumit yang dilakukan. Proses pengiriman data menggunakan system virtual private networking. Sistem ini terpisah dari jaringan internat di kantor KPU. Sehingga, tidak bisa diakses sembarang orang. Di KPU Kota Jogja, komputer khusus untuk update data dilakukan dengan menggunakan satu unit komputer yang dioperasikan satu petugas. Lantaran hanya satu orang inilah, yang dituding ikut memperlama proses pengiriman data ke KPU Pusat.

Tak hanya lantaran ada satu unit komputer dan satu operator, tugas memasukkan data ke komputer ini terbilang rumit. Sesuai dengan prosedur, data yang masuk dari tiap-tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) rata-rata delapan lembar akan discan. Selain discan, operator juga akan melakukan penghitungan secara manual untuk mengecek kebenaran data.

"Ini yang sulit. Karena ukuran kertas banyak yang tidak sama, proses scan menjadi lama," terang Setyawan, petugas entry data di KPU Kota Jogja. Akibat ukuran kertas yang tidak sama itu, menyebabkan seringkali terjadi selisih angka. Antara satu kertas dan kertas lain, terkadang tidak simetris. Sehingga rawan terjadi selisih angka.

Dan inilah yang harus dia perhatikan secara serius. Belum lagi, banyak petugas PPS yang tidak menaati aturan yang diberlakukan. Misalnya harus menuliskan sesuai kotak yang disediakan. "Jadinya saya harus menghitung ulang dan meneliti satu-persatu mencocokkan antara data secara manual dan data dari kertas yang discaning," lanjutnya.

Jelas, tahapan memasukkan data ini menjadi tugas yag amat rumit dan menentukan. Bisa saja, operator yang nakal memasukkan data yang tidak sebenarnya. Misalnya melakukan penggelembungan data. Tapi, itu akan sulit dilakukan. Karena pengiriman tidak hanya dilakukan berupa data saja, tetapi harus disertai dengan berita acara C1-IT yang sudah discan.

"Jadi memang lumayan berat tanggungjawabnya," terang Iwan. Sebenarnya, lanjut dia, akan lebih cepat melakukan entry data secara manual. Namun, sesuai aturan, proses memasukkan data itu tetap harus dilakukan secara komputerisasi.

Menurut Iwan, data-data yang masuk dari tiap-tiap TPS dimasukkan menjadi satu dan dikirimkan secara real time. Dan itu langsung terkirim ke KPU Pusat. Karena memang komputer yang dia operasikan itu langsung terhubung dengan komputer sejenis di Kantor KPU Pusat. Selain bisa mengetahui perolehan suara real count dari KPU, lewat komputer itu, diketahui secara detil suara-suara yang masuk di semua wilayah di tanah air.

Khusus untuk Kota Jogja, kata Iwan, sapaan akrab Setyawan, hingga kemarin baru sebagian kecil data yang masuk. Salah satunya dari Kecamatan Gondokusuman.(din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor