34 Jalur Segosegawe Siap Dipakai

RADAR JOGJA - Langkah serius ditunjukkan Pemkot Jogja guna mendukung program Segosegawe (Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe). Bertepatan dengan HUT ke 62 Kota Jogja yang jatuh 7 Juni mendatang, sebanyak 34 ruas jalan dan 121 jalur alternatif sepeda akan diresmikan penggunaannya.

Saat ini, proses pengerjaan jalur tersebut sedang dikebut. Beberapa diantara jalur itu antara lain berada di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Kusumanegara dan Jalan Urip Sumoharjo.

Menurut Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Jogja Windarto saat ini proyek tersebut dalam tahap pengadaan marka dan rambu-rambu. Dia menjanjikan selambatnya minggu depan pengerjaan pembuatan marka jalan itu akan dilakukan.

"Kami butuh waktu sekitar 75 hari untuk mengerjakan marka jalan sampai jalur tersebut siap digunakan," terang Windarto kemarin (30/5). Marka jalan untuk sepeda akan dicat warna kuning, dengan gambar sepeda di ujung dan akhir jalur sebagai petanda jika jalur tersebut khusus untuk sepeda.

Khusus untuk 121 jalur alternatif, lanjut Windarto, pihaknya akan memasang sejumlah rambu-rambu tertentu. Rambu-rambu itu berisi petunjuk kepada pemakai sepeda (pesepeda) bahwa jalur alternatif tersebut akan menghubungkan jalur sepeda utama. Jalan-jalan alternatif ini akan masuk ke jalan-jalan kampung (gang, Red).

Berbeda dengan marka jalan umumnya berujud garis tidak putus-putus, marka jalur sepeda ini dibuat putus-putus. Itu artinya, memungkinkan kendaraan lain masih bisa menggunakan jalur itu. "Dengan catatan saat itu tidak sedang dipakai pesepeda. Tapi memang, prioritasnya pengguna sepeda," tegasnya.

Sekretaris Daerah Kota Jogja Rapingun mengatakan peresmian marka jalan untuk sepeda ini dilakukan bersamaan dengan peresmian sejumlah proyek 2008.

Sebelumnya, program Segosegawe mendapat apresiasi positif sejumlah kalangan, termasuk negara lain. Itu mengemuka saat acara Lokakarya Akses Masyarakat Miskin Asia Ke Transportasi Bersih (Acces to Clean Urban Transport Energy Solution for the Urban Poor) di Hotel Santika, beberapa hari lalu. Seminar yang diselenggarakan oleh UNHABITAT berkerjasama dengan INSTRA(Institute For Transportation Studies Indonesia) dan ITDP (Institute ForTransportation & Development Policy) ini dihadiri perwakilan dari berbagai negara Asia, Amerika, dan Afrika, diantaranya India, Thailand, Philipina,AS, dan Kenya. Darmaningtyas perwakilan dari Instran mengatakan lokakarya ini bertujuan untuk memberikan akses transportasi yang ramah lingkungan bagi kaum miskin.

Juga, untuk mendorong pemerintah lokal lebih memperhatikan aksesibilitas transportasi bagi kaum miskin. "Ke depan diharapkan akan banyak pihak yang bisa membuat pelayanan transport bagi kaum miskin. Seperti membangun jalur sepeda," terangnya.

Menurut Wakil Walikota Jogja Haryadi Suyuti program Sego Segawe (Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe) ini sebagai sebuah spirit dan gerakan menggunakan sepeda sebagai moda transportasi menuju tempat aktivitas.

Sepeda dianggap sebagai moda transportasi karena murah, hemat energi dan bermanfaat bagi kesehatan serta bebas polusi, ramah lingkungan dan mengurangi pemanasan global. "Bagi anak sekolah, sepeda selain sebagai alat transportasi juga bermanfaat untuk mengajarkan nilai-nilai hidup sederhana, dan rasa kebersamaan serta meningkatkan kebugaran fisik," jelasnya. (din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor