KENA PUKUL SAKIT JUGA; Martina Juara Karate SMP/MTs DIY
Meskipun sudah sering latihan, kalau kena pukul masih juga terasa sakit sampai esok harinya. Untung tidak mengganggu saat belajar di sekolah. Itu bagian dari sekelumit cerita Martina Nopitanari siswi kelas 8 SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang menjadi juara 1 Porkab Karate Kabupaten Sleman 2009 dan juara 2 Olimpiade Olahraga SMP/MTs DIY 2009. "Saya mengenal karate sejak masuk ke SMP Kanisius," kata Martina di sekolahnya Senin (25/5).
Ketika SD dia sudah berkenalan dengan ilmu beladiri cabang pencak silat. Sayang tempatnya belajar kemudian menghentikan aktivitas. Maka ketika masuk ke SMP Kanisius dia pindah ke cabang karate. Dia tergabung dalam Lemkari Sleman, karena tempat tinggalnya di Sagan.
Anak nomor 2 dari 3 bersaudara itu mendapat dukungan dari orangtua dan sekolah. orangtuanya juga aktif dalam olahraga beladiri. Martina sudah berhak mengenakan sabuk coklat, nomor komite mengantarnya menjadi juara 1 Porkab dan juara 2 OOR SMP/MTs Tingkat DIY. "Di final, rahang saya kena pukul," ceritanya tentang pengalaman di tingkat propinsi.
Menurutnya, kalau lawan secara fisik lebih kuat memang sempat membuat keder. Tetapi kalau nanti sudah saling menjajaki tahu kelemahan lawan, akan muncul rasa percaya diri. Meskipun begitu menurut Martina, dia tetap harus waspada. Sebab jika lengah bukan tidak mungkin pukulan lawan bisa masuk. Dari semua itu ada yang lebih penting. Martina menomorsatukan sekolah, sebab bagaimanapun juga sekolah tetap penting. (War)-m
Ketika SD dia sudah berkenalan dengan ilmu beladiri cabang pencak silat. Sayang tempatnya belajar kemudian menghentikan aktivitas. Maka ketika masuk ke SMP Kanisius dia pindah ke cabang karate. Dia tergabung dalam Lemkari Sleman, karena tempat tinggalnya di Sagan.
Anak nomor 2 dari 3 bersaudara itu mendapat dukungan dari orangtua dan sekolah. orangtuanya juga aktif dalam olahraga beladiri. Martina sudah berhak mengenakan sabuk coklat, nomor komite mengantarnya menjadi juara 1 Porkab dan juara 2 OOR SMP/MTs Tingkat DIY. "Di final, rahang saya kena pukul," ceritanya tentang pengalaman di tingkat propinsi.
Menurutnya, kalau lawan secara fisik lebih kuat memang sempat membuat keder. Tetapi kalau nanti sudah saling menjajaki tahu kelemahan lawan, akan muncul rasa percaya diri. Meskipun begitu menurut Martina, dia tetap harus waspada. Sebab jika lengah bukan tidak mungkin pukulan lawan bisa masuk. Dari semua itu ada yang lebih penting. Martina menomorsatukan sekolah, sebab bagaimanapun juga sekolah tetap penting. (War)-m
Komentar
Posting Komentar