Masukkan Kurikulum Bangunan Tahan Gempa untuk Kurangi Kerusakan

RADAR JOGJA - Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bekerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja memasukkan kurikulum bangunan tahan gempa di Sembilan SMK di Jawa. Hal ini dilatarbelakangi oleh sedikitnya 95 persen bangunan non teknis di Indonesia belum mengacu pada konstruksi tahan gempa. Sehingga jika bencana gempa bumi melanda, bisa dipastikan banyak bangunan roboh.

Pakar bangunan tahan gempa UII Prof Ir Sarwidi, MSCE, PhD mengatakan, pembangunan bangunan atau rumah tahan gempa saat ini masih menemui banyak kendala. Sehingga meski sudah ditentukan, penerapannya belum maksimal. "Kendala itu antara lain menyangkut masalah ekonomi, kontrol danpengawasan, serta sumber daya manusia," katanya pada Sosialisasi Bangunan Tahan gempa di Mirota Batik, kemarin (5/5).

Dikatakan, untuk membangun bangunan tahan gempa sebenarnya tidak harus dengan biaya mahal. Karena dengan menggunakan suatu teknologi di antaranya penguatan 'tulangan' yang saling mengkait bangunan bisa dibuat tidak mahal. Menurutnya, untuk mengatasi kendala kontrol dan pemngawasan serta sumber daya manusia dalam membangun bangunan tahan gempa diperlukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, khususnya mandor bangunan yang memegang peran kunci kunci di lapangan.

Persoalan mandor bangunan ini juga menjadi sangat penting, mengingat di Indonesia, mandor yang memiliki keahlian di bidang bangunan tahan gempa hanya berkisar 400 orang saja. Jumlah ini belum mencapai satu persen dari total jumlah ideal yang dibutuhkan.

Menurut Sarwidi, jumlah ini sangat rawan mengingat Indonesia adalah wilayah supermarket bencana, termasuk gempa yang sangat rawan terjadi. "Kalau mandor-mandor bangunan mengerti benar dengan konstruksi bangunan tahan gempa, hal ini akan sangat memaksimalkan upaya penekanan kerusakan bangunan akibat gempa. Untuk itulah, kenapa murid-murid SMK saat ini dibekali kurikulum bangunan tahan gempa, salah satunya untuk menambah tenaga bangunan yang paham betul akan konstruksi tahan gempa," tandasnya. (nis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor