Menikmati Kota Lama di Kotabaru

Keelokan Bangunan Indische Kotabaru
RADAR JOGJA- Kota Jogja memiliki sejumlah kawasan cagar budaya yang sangat menarik dikunjungi. Jogja tidak hanya memiliki Kraton Jogja dengan bangunan-bangunan eksotisnya. Atau peninggalan kota lama di Kotagede berupa bangunan-bangunan bernuansa relijinya. Dan sejumlah lokasi-lokasi lainnya yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Ada satu kawasan menarik lagi yang sangat sayang ditinggalkan untuk dikunjungi adalah kawasan kota lama, yakni Kotabaru. Deretan bangunan-bangunan bergaya indische peninggalan Hindia-Belanda masih banyak berdiri kokoh dan bisa ditemui di kawasan ini. Tak hanya dari sisi arsitekturnya yang menawan, tata kelola kawasan ini sejak awal pendiriannya memang sudah disiapkan sebagai kawasan mandiri.

"Kalau dicermati, di kawasan ini semua fasilitas sebagai sebuah kota mandiri sudah disiapkan," terang Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jogja M Sudibyo. Tak hanya deretan rumah, semua fasilitas tersedia lengkap di kawasan ini. Mulai tempat ibadah, sekolah, barak militer, tempat rekreasi, sampai dengan sarana sanitasi sudah disiapkan secara matang di kawasan yang berada di lokasi lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya ini.

Tak hanya itu, kawasan ini juga dilengkapi dengan tata kelola linkungan yang matang. Ini bisa dilihat tumbuhnya aneka pepohonan sebagai perindang jalan yang sangat elok. Sehingga kawasan ini telah memberikan nuansa yang sangat asri. Dan bagi mereka yang menyukai fotografi, kawasan ini merupakan surganya.

Coba kita berjalan- jalan di kawasan ini ketika sore atau petang hari. Kita bisa menyusurinya mulai sekitar Kali Code, gereja, SMAN, kawasan sekitarnya. Jika jeli mengamati, kita bisa mendapati keaslian bangunan-bangunan yang ada. Meskipun harus jujur diakui atau tidak, perubahan fisik terjadi terhadap gedung dan rumah-rumah yang kebanyakan bergaya art-deco klasik ini.

Menurut M Sudibyo, dahulu, Kotabaru memang sengaja dibangun sebagai sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi orang Belanda di Jogja. Dan Kotabaru inilah yang dianggap kota satelit pertama yang ada di Indonesia. "Lantaran keunikan dan kelangkaannya, maka semaksimal mungkin kami akan mempertahankan bangunan-bangunan yang ada di kawasan ini," tegasnya.

Sejumlah perubahan memang terjadi terhadap bangunan-bangunan yang ada. Kawasan ini lambat laun mulai kehilangan ruhnya. Ini meman sebuah realita dan fenomena yang tidak bisa dicegah dan konsekuensi perkembangan zaman. Dan ini sejalan dengan beralihfungsinya bangunan-bangunan itu menjadi bangunan fungsional. Misalnya untuk perkantoran, lokasi bisnis, dan lain-lain.

"Renovasi memang sebuah kewajaran. Namun, sebagai bangunan heritage semestinya mampu dipertahankan apa adanya, dengan tidak merubah gaya arsitekturnya," tambah Sudibyo.Di sejumlah bangunan, memang ada diantaranya yang sudah mengalami perubahan yang berarti, dan itu semestinya tidak perlu terjadi jika ada kepedulian.

Karena itulah, diperlukan kepedulian dan keberpihakan semua pihak untuk mempertahankan kawasan ini, agar tetap mempunyai nilai tersendiri, sekaligus mempertahankan daya tariknya.(din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor