Pangsa Diserobot, Puskopsyah Cemas
RADAR JOGJA - Regulasi yang mengatur pembagian pasar Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dengan lembaga keuangan lain harus diperjelas. Puskopsyah DIJ mengusulkan perlunya regulasi pengaturan pasar kepada pemerintah melalui kementerian koperasi.
"Kami berharap, pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang bisa mengatur pembagian pasar di antara lembaga keuangan. Kami sudah mengusulkan ke Jakarta," kata Ketua Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) DIJ Mursida Rambe di sela-sela rapat anggota tahunan (RAT) Puskosyah DIJ kemarin.
Mursida mengatakan, banyaknya perbankan yang menggarap nasabah sektor riil, khususnya segmen mikro, memunculkan kekhawatiran. Pengelola BMT melihat pasar mereka diserobot.
"Ini bisa mengancam eksistensi BMT. Bagaimanapun, dari sisi kelembagaan atau keuangan, perbankan jauh lebih kuat dibandingkan BMT," ungkap Mursida.
Mursida mengaku BMT tidak akan mampu menghadapi perbankan. Alasannya, kalah dalam penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat.
Puskopsyah berharap, pemerintah lebih peka lagi terhadap kegelisahan BMT karena pangsanya diserobot bank-bank besar. Parahnya lagi, ada pihak tertentu yang kanibal terhadap BMT.
Antisipasinya mengeluarkan regulasi yang mengatur harmonisasi pasar perbankan. Nantinya, penerapan regulasi bisa berdasarkan plafon atau pembagian segmentasi. Platfom yang diusulkan Puskopsyah DIJ hanya bermain di kisaran kurang dari Rp 5 juta. Sedangkan perbankan menangani pembiayaan di atas Rp 50 juta.
Puskopsyah secara internal meminta 102 anggota terus melakukan penguatan manajemen dan kinerja. Rambe mengatakan, keunggulan BMT adalah ikatan emosional dengan mitra. (hes)
"Kami berharap, pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang bisa mengatur pembagian pasar di antara lembaga keuangan. Kami sudah mengusulkan ke Jakarta," kata Ketua Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) DIJ Mursida Rambe di sela-sela rapat anggota tahunan (RAT) Puskosyah DIJ kemarin.
Mursida mengatakan, banyaknya perbankan yang menggarap nasabah sektor riil, khususnya segmen mikro, memunculkan kekhawatiran. Pengelola BMT melihat pasar mereka diserobot.
"Ini bisa mengancam eksistensi BMT. Bagaimanapun, dari sisi kelembagaan atau keuangan, perbankan jauh lebih kuat dibandingkan BMT," ungkap Mursida.
Mursida mengaku BMT tidak akan mampu menghadapi perbankan. Alasannya, kalah dalam penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat.
Puskopsyah berharap, pemerintah lebih peka lagi terhadap kegelisahan BMT karena pangsanya diserobot bank-bank besar. Parahnya lagi, ada pihak tertentu yang kanibal terhadap BMT.
Antisipasinya mengeluarkan regulasi yang mengatur harmonisasi pasar perbankan. Nantinya, penerapan regulasi bisa berdasarkan plafon atau pembagian segmentasi. Platfom yang diusulkan Puskopsyah DIJ hanya bermain di kisaran kurang dari Rp 5 juta. Sedangkan perbankan menangani pembiayaan di atas Rp 50 juta.
Puskopsyah secara internal meminta 102 anggota terus melakukan penguatan manajemen dan kinerja. Rambe mengatakan, keunggulan BMT adalah ikatan emosional dengan mitra. (hes)
Komentar
Posting Komentar