PERLU DIHIDUPKAN KEMBALI ; 6 Desa Wisata di Sleman Macet

SLEMAN (KR) - Hingga 2009 ini, Kabupaten Sleman telah memiliki 39 desa wisata. Hanya saja berdasarkan hasil identifikasi Forum Komunikasi Desa Wisata Sleman, ada sekitar 6 desa wisata yang kini aktivitasnya mulai meredup. Karena itu, forum akan melakukan penelusuran lebih lanjut. Diharapkan keenam desa tersebut bisa bangkit lagi.
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman, Haryono mengatakan, macetnya kegiatan di beberapa desa wisata dikarenakan adanya masalah antarpengelola.

"Dalam mengembangkan desa wisata peran masyarakat dan tokoh masyarakat memang sangat dominan," kata Haryono yang juga Ketua Desa Wisata Ketingan kepada KR, Selasa (5/5).
Desa wisata yang macet antara lain Desa Wisata Sendari, Pajangan, Grogol, Candi Abang dan Ngamboh. Pihaknya berharap, para pengurus dan masyarakat sekitar mau menghidupkan kembali desa wisata tersebut. Apalagi keenam desa itu sangat potensial dan sebelumnya sudah banyak diminati wisatawan dari berbagai daerah.
Menurutnya, prospek desa wisata ke depan sangat bagus. Bisa menjadi objek wisata alternatif di samping objek wisata yang sudah lebih dulu terkenal. Sektor pariwisata juga dapat meningkatkan pendapatan warga sekitar. Warga bisa menyewakan home stay atau membuka warung.
Terlebih, lanjutnya, keberadaan desa wisata di Sleman kini makin diminati. Desa Wisata Ketingan Tirtoadi Mlati misalnya, selama 2008 lalu dikunjungi lebih dari seribu wisatawan. Pada H+10 lebaran tahun lalu, Forum Komunikasi Desa Wisata juga mencoba menyebar leaflet ke pom bensin, terminal bus dan tempat umum lain. Hasilnya, jumlah pengunjung desa wisata di Sleman mencapai lebih dari seribu orang khusus pada hari tersebut.
"Saya juga sering menerima telepon dari Jakarta. Sambutan mereka terhadap desa wisata yang ada di Sleman cukup bagus," ucapnya. Memang beberapa ada yang mengharapkan fasilitas menginap sama dengan hotel. Namun diakui, hal tersebut masih sulit dipenuhi. Selain keterbatasan dana, dalam paket desa wisata yang dijual adalah keseharian warga dan suasana pedesaan yang jarang ditemukan di kota.
Haryono menilai, untuk mengembangkan desa wisata di Sleman promosi harus lebih digencarkan. "Promosi sepertinya masih kurang. Perlu ada pihak ketiga yang bisa membantu menangani promosi," imbuhnya. (R-4)-n

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor