Dilarang Konvoi di Sekolah, Rayakan Kelulusan di Jalanan

Kepala Dinas Imbau Sekolah Tak Hanya Mengejar Nilai
RADAR JOGJA - 37.975 peserta ujian nasional tingkat SMA/SMK/MA bisa bernafas lega. Tepat pukul 10 kemarin (13/6), mereka dinyatakan lulus ujian nasional. Berbagai cara merayakan kelulusan pun digelar. Karena sebagian besar sekolah melarang para siswanya merayakan kelulusan di lingkungan sekolah, mereka pun menggelar pesta di jalanan.

Satu jam setelah pengumuman di sekolah masing-masing, para siswa kelas XII SMA/SMK/MA mulai merayakan kelulusan dengan berkumpul bersama teman-temannya. Aksi saling mencoret baju seragam dan konvoi di jalanan marak ditemukan di sekitar Stadion Mandala Krida, Tugu, dan jalan besar lainnya.

Puluhan siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogja (Muha) bahkan berkonvoi dan menggelar aksi coret-coret di depan Gedung Dinas Pendidikan Provinsi DIJ di Jalan Cendana, Jogja. Mereka melaksanakan aksi corat-coret di sana karena sekolah melarang para siswa kelas XII beraksi di lingkungan sekolah.

"Alasannya sih karena sedang ada ujian untuk anak kelas X dan XI. Jadi kami tidak boleh bikin ribut," tutur Ivonna, salah seorang siswa kelas XII yang ikut konvoi. Karena dilarang, mereka pindah tempat perayaan. Jalan di depan gedung Diknas Provinsi ini sudah biasa mereka gunakan sebagai tempat kumpul. "Jalannya sepi dan lumayan dekat dengan sekolah. Jalan ini sering jadi tempat janjian buat kami," paparnya.

Sambil berbincang singkat dengan Radar Jogja, Ivonna sesekali menanggapi sapaan teman-temannya dan ikut mencoreti baju seragam milik mereka. "Untuk kenang-kenangan. Toh baju ini tidak akan kami pakai lagi nanti. Jadi mending diisi dengan tanda tangan dan coretan teman-teman," kilahnya, tersenyum.

Sebenarnya, mereka berkumpul di sana untuk melakukan konvoi keliling kota dengan sepeda motor. Sambil menunggu teman-temannya kumpul, mereka juga melambai kepada setiap rombongan sekolah lain yang sudah lebih dulu melakukan konvoi.

"Itu teman-teman dari SMK Muhammadiyah 3,"ujar Fajar, siswa kelas XII IPS 2 Muha sambil menunjuk sekelompok siswa bermotor yang lewat. Dia dan teman-temannya, terutama cowok, akan berkonvoi keliling kota.

Salah seorang anak lain berkata mungkin saja akan terjadi tawuran bila mereka bertemu dengan sekolah "musuh". "Kami belum tahu nanti mau lewat jalur mana. Kalau di jalan sampai ketemu geng musuh, pasti nanti berantem," paparnya sambil menyebut beberapa nama sekolah lain di Jogja.

Bila umumnya siswa merayakan kelulusan dengan menggelar konvoi, lain lagi dengan siswa di SMA Negeri 7 Jogja. mereka merayakan kelulusan dengan naik andong bersama.

Saat memberikan penjelasan terkait UM kepada media, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DIJ Suwarsih Madya mengingatkan sekolah agar tidak terlalu ngoyo mengejar nilai. Bila sekolah ngoyo mengejar nilai, perkembangan siswa dalam bidang lain akan terbengkalai.

"Ini tidak akan memberi efek jangka panjang yang bagus. Bila siswa hanya diajari untuk mengejar nilai, kehidupan sosial dan skill mereka dalam bidang lain tidak akan tumbuh maksimal," tuturnya. Sekolah juga harus memahami kebutuhan dan potensi siswa. "Dengan begitu, siswa belajar dengan senang, tidak merasa terbebani," lanjutnya.

Suwarsih mengungkapkan unas bukan satu-satunya penentu kelulusan. Ada beberapa kasus di mana peserta didik dinyatakan lulus unas tapi tidak lulus uas (Ujian Akhir Sekolah). Karena itu, dia menyangkal faktor lain di luar unas tidak diperhatikan.

"Tahun lalu, ada 11 anak yang lulus unas tapi tidak lulus uas. Jadi kami nyatakan tidak lulus. Tahun sebelumnya ada dua orang dengan kasus yang sama," ujarnya.

Kondisi tersebut menunjukkan masih adanya upaya yang timpang dari sekolah dalam memberikan porsi pembelajaran. "Nanti akan kami evaluasi hasil unas dan uas di masing-masing sekolah. Untuk sekolah yang nilainya buruk secara konsisten, kami akan tindak lanjuti dengan action yang tepat," tandasnya.

Ketua Panitia Unas DIJ Baskara Aji menuturkan pihaknya belum mendapat laporan tentang kasus serupa tahun ini. " Untuk kali ini, kami belum tahu pasti karena menunggu laporan dari pihak sekolah," terangnya. Bila sekolah sudah memberikan laporan rinci tentang penyebab ketidaklulusan, baru akan diketahui ada atau tidaknya kasus tersebut. (luf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor