FKY XXI KULONPROGO ; Prioritaskan Kesenian Tradisional Langka

WATES (KR) - Kesenian tradisional langka di Kulonprogo mendapat prioritas pentas pada acara Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XXI Kulonprogo 2009 yang hendak dipusatkan di Sanggar Singlon, Desa/Kecamatan Pengasih. FKY Kulonprogo tahun ini berlangsung selama tiga hari diisi pentas seni dari para seniman dan dimeriahkan dengan pawai seni dan pasar seni. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Drs Ig Sigit Wisnutomo MSc, yang didampingi Ketua Panitia FKY Kulonprogo Wruhantoro SS dan Seksi Kesenian Drs R Yudono Hindri Atmoko yang dihubungi di ruang kerjanya, Rabu (10/6) mengungkapkan FKY Kulonprogo yang mengambil tema 'Nunggal Rasa, Bangun Karya' hendak dilaksanakan mulai tanggal 27 sampai 29 Juni mendatang.

"Kegiatan ini melibatkan semua elemen masyarakat, birokrasi dan para pelaku seni, berkarya dibidang kebudayaan untuk memupuk persatuan dan persaudaraan. Melalui FKY Kulonprogo diharapkan dapat menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan lokal di tengah arus modernisasi dan kemajuan teknologi," kata Sigit Wisnutomo.
Perbedaan pelaksanaan FKY Kulonprogo tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, jelas Yudono Hindri Atmoko memprioritaskan pentas kesenian tradisional Kulonprogo yang mulai langka, seperti Lengger Tapeng, Reog Bekso Lampah, musik Qasidah dan Hadroh. Selain itu menampilkan pementasan musik keroncong dan campursari.
Menurutnya kesenian Lengger Tapeng yang berasal dari wilayah Kecamatan Samigaluh hampir punah. Hingga sekarang tinggal ada empat grup kesenian tradisional sejenis kesenian Tayub ini yang masih bertahan. Perbedaan dengan kesenian Tayub, penari Lengger Tapeng adalah laki-laki dengan mengenakan topeng wajah perempuan. Sedangkan kesenian Reog Bekso Lampah, menari dengan berjalan mengenakan pakaian tokoh wayang orang. Pakaian yang dikenakan oleh para penari disesuaikan dengan jalan cerita yang biasanya mengambil dari cerita Mahabarata atau Ramayana. "Kesenian yang akan dipentaskan di FKY Kulonprogo masih dalam tahap persiapan para seniman agar pada waktunya benar-benar siap pentas. Kenapa menampilkan musik campursari dan keroncong karena kedua jenis musik itu mulai ditinggalkan," jelasnya.
Wruhantoro menjelaskan pelaksanaan FKY Kulonprogo diawali dengan mengadakan pawai seni dengan mengambil garis start dari Sanggar Singlon di Jalan Kawijo, Pengasih dan berakhir di Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulonprogo. Selama FKY berlangsung menggelar pasar seni yang mempromosikan produk kerajinan seni Kulonprogo. (Ras)-o

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor