Panitia SNM-PTN Menyerah

HARIAN JOGJA: Pendaftaran mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM-PTN) yang ditutup kemarin menyisa kan masalah. Ratusan pendaftar yang sudah membayar tidak mendapat formulir sesuai haknya.

Menanggapi berbagai kendala pendaftaran SNMPTN 2009 panitia pusat mengaku sudah berbuat sebaik mungkin, sehingga segala permasalahan yang ada diakui terjadi di luar prediksi dan kendali panitia. Terlebih beberapa masalah, seperti cetak ulang formulir, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Masalah pendaftar yang sudah membayar tetapi tidak mendapat formulir merupakan puncak permasalahan SNM-PTN kali ini. Pertama kali masalah yang muncul adalah kelangkaan formulir IPS, Selasa (23/6). Sehari berselang, Rabu (24/6), giliran loket IPC kehabisan formulir, kali ini terjadi di UNY dan UGM.

Permasalahan terus berlanjut sampai Kamis (25/6), sepanjang hari loket IPC di kedua lokasi pendaftaran tutup. Titik terang baru terlihat Kamis 14.00 WIB, saat datang kiriman formulir IPC dari Semarang.

Formulir IPC tambahan baru diberikan Jumat (26/6). Loket UNY dan UGM masingmasing mendapat jatah 150 lembar. Dalam sekejap formulir itu habis terserap pendaftar yang sudah menunggu bisa mengambil formulir sejak dua hari sebelumnya.

Selain kekurangan formulir, ratusan pendaftar tidak mendapat formulir meski sudah membayar di Bank Mandiri selaku bank mitra penyelenggara SNM-PTN 2009. Tak pelak kejadian ini membuat pendaftar kecewa.

Besaran biaya yang dikeluarkan untuk IPS atau IPA Rp150 ribu dan IPC Rp175.000. Sesuai mekanisme pembayaran, pendaftar melakukan pembayaran di bank mandiri dan menukarkan slip pembayaran dengan formulir di outlet yang sudah ditetapkan.

Yuni Astuti, alumni SMA 1 Dukun, Muntilan merupakan salah satu pendaftar yang gagal mendapat formulir meski sudah membayar. Dirinya mengaku pasrah dan tidak tahu harus berbuat apa terhadap kejadian yang dialami.

Rochmad Wahab, Bendahara Panitia Pusat SNMPTN, saat dihubungi Harian Jogja mengaku tidak bisa berbuat banyak terhadap berbagai masalah penyelanggaraan tes bersama tahun ini. Terlebih panitia mengaku sudah mencetak formulir pendaftaran 10% lebih banyak dari jumlah pendaftar tahun sebelumnya. “Kita sudah berbuat maksimal, sudah menambah formulir, ketika kekurangan di saat akhir pendaftaran terpaksa tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya kemarin.

Panitia, kata dia, akan melakukan koordinasi dan evalusi pelaksanaan pendaftaran sore ini di Surabaya.

Dia menambahkan, perihal jumlah mahasiswa yang sudah membayar namun tidak mendapat formulir baru diketahui hari ini. Terlebih kordinasi kali ini melibatkan bank mandiri selaku rekan pembayaran SNM-PTN.

Disinggung perihal kemungkinan pendaftar menuntut panitia SNM-PTN pusat karena merasa hak mendapat pendidikan dilanggar, Rochmat mengaku tidak berpikir sejauh itu. Terlebih pelaksanaan seleksi ini merupakan kesepakatan antarrektor.

Kesepakatan ini berdampak, panitia semacam orang yang menyediakan layanan. Bila konsumen tidak mendapat layanan, menurut dia, bukan berarti penyedia yang harus disalahkan. Konsumen pun salah sebab tidak membeli lebih awal. “Kita sudah memberikan yang terbaik, gak ada yang nuntut pastinya,” tegas Rochmat yang juga Rektor UNY.

Muhammad Nur, Sekretaris II Wilayah II Jateng dan DIY mengaku pusat tidak mendengar usulan jumlah kebutuhan daerah. Sehingga pusat hanya menentukan berdasar prediksi sendiri dan terbukti tidak memenuhi kebutuhan.

“Jumlah ditentukan pusat, jadi masalah ini pusat mutlak bertanggung jawab, daerah hanya diminta membantu pendistribusian,” ujarnya kemarin. Dia melanjutkan, ketika daerah mulai resah karena kehabisan formulir, wilayah hanya bisa melapor ke pusat. Bila pusat mengatakan tidak ada formulir lagi, daerah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sebab yang menentukan pusat.

Disinggung perihal ada pendaftar yang sudah membayar dan tidak mendapat formulir, dirinya mengaku belum banyak mendengar. Dirinya berjanji akan membawa masalah ini kepada rapat kordinasi total yang dilakukan hari ini.

“Bagi kami ini accident (kecelakaan) dan harus ada yang bertanggung jawab,” tukasnya. Pada mulanya wilayah II mendapat jatah formulir 49 ribu lembar. Jumlah itu kemudian ditambah menjadi 57 ribu lembar dan ternyata belum mencukupi permintaan.

Sementara suasana kemarin ratusan pendaftar berkumpul di seputaran Graha Sabha UGM dan GOR UNY. Ada sebagian pendaftar yang mengembalikan formulir, membeli formulir dan menunggu mendapat formulir.

Oleh Miftahul Ulum
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor