Calon Siswa Masih Takut Mendaftar

HARIAN JOGJA: Hari pertama Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA di Jogja dan Bantul, Kamis (2/7) sepi peminat. Meski telah mengambil formulir pendaftaran, calon siswa enggan mengembalikan formulir. Ironisnya, untuk SMK justru kebanjiran pendaftar.

Berdasarkan pantauan Harian Jogja beberapa SMAN yang masih sepi pendaftar tersebut antara lain SMAN 3, SMAN 2, serta SMAN 8. Di SMAN 3, hingga jam 13.00 WIB sebanyak 361 calon siswa telah mengambil formulir, namun yang berani mendaftar atau mengembalikan baru 162 siswa. Di SMAN 2, hingga pukul 13.00 WIB, dari 302 siswa yang mengambil formulir, baru 77 siswa yang mengembalikan. Kondisi ini dijumpai disejumlah SMAN lainnya di Jogja.

Berbeda dengan pendaftaran SMA yang masih sepi, pendaftaran calon siswa SMK justru ramai. Sejumlah SMK favorit di Kota Jogja yang diserbu calon siswa. Di SMKN 6 misalnya, banyak
pendaftar yang berminat untuk masuk SMK tersebut walaupun untuk masusk SMK calon siswa harus mengikuti tes khusus sebelum mengembalikan formulir. Tes tersebut meliputi tes kepribadian dan tes wawancara bidang.

Banyaknya minat pendafar ke SMK memang diakui oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Jogja, Budi Asrori. “Animo masyarakat ke SMK memang tinggi. Mereka lebih mengutamakan mendaftar di SMK terlebih dahulu ketimbang SMA,” katanya.

Dia menyatakan, para calon siswa beranggapan sekolah di SMK dinilai lebih prospektif. Sebab, setelah lulus SMK merea bisa langsung kerja setelah mendapat bekal keterampilan
di SMK. “Alasan lain, persaingan di SMA tinggi dan biaya sekolah di SMA juga tinggi,” tambahnya.

Salah satu orang tuasiswa, Waluyo mengaku jika dia lebih mengarahkan anaknya untuk memilih SMK. Selain faktor konomi, lulusan dari SMK juga bisa langsung bekerja. “Saya orang kecil, kalau ada rezeki saya akan daftarkan anak saya untuk kuliah. Kalaupun tidak bisa, setidaknya setelah lulus SMK sudah siap kerja,” ujarnya.

Kondisi di Jogja hampir sama terjadi di Bantul. PPDB SMA dan SMK pada hari pertama masih sepi. Dari ratusan formulir yang dikeluarkan sekolah, hanya puluhan formulir yang baru dikembalikan.

Ketua PPDB SMAN 2 Bantul, Suhirman mengatakan dari 485 formulir yang keluar, baru 92 lembar formulir yang dikembalikan. Dari data itu, nilai tertinggi mencapai 37,5 dan terendah
28,45. Suhirman menyatakan, SMAN 2 Bantul membuka kelas khusus bagi pendaftar dengan nilai rata-rata 9. Siswa, menurutnya, bisa mendapatkan akses internet, layanan klinis, dan bebas iuran rutin selama 6 semester. “Kami memang sediakan kelas khusus, ini untuk memacu siswa,” ujarnya di SMAN 2 Bantul.

Sedangkan Ketua PPDB SMAN 3 Bantul, Suhadi mengatakan dari 200 formulir pendaftaran yang keluar, baru 36 formulir yang dikembalikan. Pihaknya menyiapkan kuota sebanyak empat kelas, yakni 128 siswa. Untuk nilai tertinggi pada hari pertama 36 dan terendah 24. “Kami optimistis kuota akan terpenuhi hingga akhir pendaftaran,”cetusnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Srandakan M Fauzan mengaku kesulitan menjaring siswa karena letak sekolahnya yang berada di daerah pinggiran. Saat ini jumlah formulir yang dikembalikan baru mencapai 16 lembar dari 30 formulir yang diambil calon siswa. Untuk nilai tertinggi mencapai 32 dan terendah 22. Sekolahnya berharap mampu menampung siswa sesuai dengan kuota. Karena selama ini, kebanyakan pendaftar berasal dari Kulonprogo. “Saat ini memang belum kami data kebanyakan pendaftar dari mana. Kalau tahun lalu memang siswa Kulonprogo yang banyak mendaftar,” cetusnya. (Olivia Lewi Pramesti & Shinta Maharani)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor