Jogja Dinilai Belum Ramah Anak

UMBULHARJO: Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang concern terhadap persoalan anak melihat Kota Jogja masih belum bisa dikatakan ramah dan layak untuk anak. Meski hari Kamis lalu (23/7) Walikota Jogja, Herry Zudianto menerima penghargaan Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan di Jakarta.

Belum ramahnya Kota Jogja itu dilihat dari sisi pemenuhan hak anak, seperti hak perlindungan, tumbuh kembang, partisipasi, dan hak hidup anak. Saat ini, masih banyak ditemui Anjal (anak
jalanan) yang berkeliaran di Perempatan Jombor dan Gramedia, areal parkir Abu Bakar Ali, Benteng Vredeburg, Alunalun Utara dan Alun-alun Selatan, simpang empat Galeria.

Mereka menjadi pengamen, peminta-minta dan kegiatan usaha mencari uang lainnya.

“Banyak program pemerintah yang digulirkan untuk anak, namun justru belum menyentuh sepenuhnya bagi keberadaan anak-anak tersebut,” ujar Relawan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jogja, Garaudi kepada wartawan, Rabu (22/7). Sebagai salah satu LSM yang menangani komunitas anak jalanan, PKBI melihat sejumlah program pemerintah seperti di bidang pendidikan yang belum sepenuhnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang tidak mampu.

“Sampai saat ini masih ada saja anak-anak tidak mampu yang sulit mendapatkan pendidikan. Dan akhirnya mereka turun jalanan,” kata dia. Sedangkan dari sisi keamanan, masih banyak anak
yang nyatanya memiliki tempat bermain yang tidak representative dan berisiko dari sisi keselamatan. Seperti di jalan raya dan di pinggir sungai.

“Ini menggambarkan keberadaan Taman Pintar belum bisa mengakomodir semua,” kata dia.

Sedangkan dari sisi penanganan Anjal, Garaudi melihat Dinas Ketertiban masih menggunakan prinsip represif dan diskriminatif. Asal garuk dan tidak melakukan pendekatan secara personal dan persuasif
terlebih dahulu.

Terpisah, Walikota Jogja, Herry Zudianto mengakui pihaknya belum bisa menemukan formula yang tepat bagi penanganan Anjal. Dikatakan pemasangan papan larangan pemberian uang bagi Anjal,
adalah salah satu upaya Pemkot melakukan penanganan terhadap para Anjal.

“Papan itu bukan diperuntukkan bagi para anjal. Namun imbauan kepada masyarakat agar tidak memberi uang kepada Anjal di jalanan,” ujar Herry. Persoalan anjal, menurut Herry bukan hanya terjadi di Kota Jogja. Namun merupakan permasalahan nasional, yang hampir terjadi di seluruh kabupaten/kota. Dan Pemkot berjanji akan terus mengupayakan
pemenuhan hak bagi anak-anak di Kota Jogja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor