Nilai Terendah SMP Pinggiran Juga Tinggi

RADAR JOGJA- Ketatnya persaingan memperebutkan kursi di SMP negeri tampaknya tidak hanya terjadi di wilayah kota, tapi juga sejumlah SMP negeri pinggiran. Diantaranya SMPN 1 Kalasan. Salah satu SMP negeri favorit di Sleman ini juga menetapkan standar yang cukup tinggi dalam menyaring calon siswa. Bagaimana tidak, hingga pukul 11.30 nilai terendah atau yang dianggap aman adalah 25,80, itupun sudah berada di rangking 211. "Daya tampung sekolah kami adalah 216 dengan posisi nilai terendah tahun kemarin adalah 26,15," ujar Ketua II PPDB SMPN 1 Kalasan Wahyu S.pd. Menurut Wahyu, nilai-nilai itu masih akan terus bergerak, apalagi bila ada tambahan siswa dari luar kota."Kalau anak-anak Sleman yang punya nilai tinggi, pasti larinya ke kota. Tapi kalau tidak diterima di kota, mereka balik lagi ke SMP ini," jelasnya. Tercatat sudah ada 405 formulir keluar.

Boleh jadi, persaingan nilai itulah yang membuat para orang tua was-was. Apalagi kalau nilainya mepet. Seperti yang dialami oleh Supardi dari Sleman. Sebenarnya nilai unas yang dimiliki anaknya cukup tinggi, yakni 25. Tapi karena saingan yang nilainya lebih tinggi banyak jumlahnya, tak heran jika ia harus berpikir ulang untuk mendaftarkan anaknya di SMPN 1 Kalasan. "Wah stress ini saya. Tadi saya sudah coba daftar di SMPN 4 Depok, tapi nilainya ngepas. Saya coba lari kesini, ternyata juga mepet nilainya," ujar Supardi sambil menyeka peluh di dahinya. Demikian halnya dengan Maryati yang tampak tak mau beranjak jauh dari layar monitor psb-online SMPN 1 Kalasan. "Nilai unas anak saya 26, sementara ini rangkingnya masih cukup aman. Tapi persaingan tahun ini memang sangat ketat dan bikin nervous," kata Maryati.

Demikian halnya dengan yang terjadi di SMPN 3 Depok. Sekolah berdaya tampung 144 ini juga diserbu sekitar 403 pendaftar. Raut-raut wajah tegang para orang tua dan casis menjadi pemandangan yang tak terelakkan. Bahkan begitu panasnya situasi, sejumlah orang tua casis sempat melayangkan protes ke pihak panitia PPDB. Salah satunya adalah Yusron dari Sleman. "Anak saya itu nilainya 23,40, tapi kebetulan punya piagam yang sudah direkomendasikan dari Dinas Pendidikan Kabupaten. Sehingga seharusnya nilainya ditambah 0,4 dan menjadi 23, 80. Tapi tampaknya tidak direspon oleh panitia," ungkap Yusron. Tak heran, jika Yusron begitu getol memperjuangkan penambahan nilai bagi anaknya. Hingga usahanyapun tak sia-sia. Pihak panitia mendengar aspirasinya dan nilai anaknyapun bertambah menjadi 23,80. Dan seiring penambahan itu, rangking anaknya yang semula berada di posisi 129 akhirnya naik ke posisi 108. Pada detik terakhir, nilai di SMPN 3 Depok akhirnya ditutup di nilai 23,60. Sehingga Yusron boleh berlega hati karena anaknya bisa diterima di sekolah tersebut. Dan memang, begitulah keadaannya. Dimana betapa penting nilai sampai dengan titik komanya bisa menentukan masa depan seorang calon siswa, dengan diterima atau tidaknya dia di sekolah itu.

Apa tanggapan panitia PPDB SMPN 3 Depok terhadap protes tersebut? "Sebenarnya bukan kami tidak mau merespon, tapi kebetulan tadi ada kendala teknis. Yakni sempat trouble dengan komputernya, jadi kami tidak bisa entry data," kata Ketua Panitia PPDB SMPN 3 Depok Nurul Wachidah. Menurut Nurul, pada dasarnya pihak panitia siap membantu jika ada yang mengalami kesulitan informasi dan tidak bermaksud menutup-nutupi proses PPDB ini." Jadi kami tetap usahakan agar segala sesuatunya berlangsung dengan transparan," ujarnya.

Hal serupa juga terjadi di SMPN 2 Depok. Bahkan saat jam menunjukkan pukul 12.30, pihak panitia di sekolah ini sudah mengumumkan agar bagi mereka yang nilainya di bawah 22,60 segera cabut berkas. Tak pelak lagi, aksi cabut berkaspun marak di sekolah ini. Hingga siang kemarin, tercatat ada sekitar 105 casis yang mencabut berkasnya. Sebagai catatan, daya tampung sekolah ini adalah 144 dengan nilai terendah tahun lalu adalah 23,87. "Ya, nilai anak sekarang memang bagus-bagus. Tapi mudah-mudahan nilai anak saya masih aman disini," terang Ny. Sugihartono yang kebetulan anaknya mempunyai nilai 23,22. (cw2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor