Rasulan, Tradisi Berusia Ratusan Tahun

Sore kemarin, suasana Desa Kepek Kecamatan Wonosari Gunungkidul sangat meriah. Desa yang tengah bersaing ketat dalam lomba desa tingkat nasional itu menggelar Rasulan. Sebuah tradisi bersih desa berusia ratusan tahun, yang digelar menjelang peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Ada 10 gunungan dari 10 dusun di Desa Kepek diarak keliling jalanjalan desa. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Rasulan tahun ini adalah yang paling besar. Ratusan warga bersiap sejak pagi.

Menjelang siang, beragam hasil bumi diarak seperti karnaval pembangunan, diikuti beragam atraksi kesenian mulai reog, jathilan, dan tari baru. Arak-arakan ini juga menjadi hiburan yang ditonton seluruh warga.

Arak-arakan dimulai dari Jalan Tentara Pelajar, Jalan KH Agus Salim, Alun-Alun Pemkab, Jalan Veteran, Jalan Ki Ageng Giring dan kembali di Balai Desa Kepek, di Dusun Trimulyo.

Tak hanya arak-arakan, budaya makan bersama sebagai simbol ungkapan rasa syukur juga masih dilestarikan. Acara makan bersama sekaligus menjadi prosesi puncak. Nasi gurih, sayur lombok, gudeg, krupuk, ikan dan buah-buahan juga srondeng berbahan kelapa disajikan hampir setiap kepala ke luarga. Sajian itu dikumpulkan di 10 titik balai dusun sebelum di
kirab menuju balai desa.

Warga dan diikuti tokoh masyarakat yang berbondong-bondong memadati pelataran Balai Desa Kepek. Hadir juga pejabat Pemkab Gunungkidul. Setelah sesepuh desa dan pemuka agama bersama memanjatkan berdoa semua yang hadir menyantap hidangan yang terkumpul.

Acara budaya ini ditutup dengan pagelaran wayang kulit sebagai hiburan pamungkas malam harinya.

Bambang Setyawan, Kepala Desa Kepek mengatakan acara ini tidak lebih sebagai ungkapan rasa syukur warga atas keselamatan yang selama ini dinikmati segenap masyarakat Desa Kepek.

”Melalui acara ini ribuan warga melakukan sebuah komunikasi spiritual dengan Tuhan untuk berdoa dan bersyukur atas limpahan rezeki, keselamatan, kemakmuran desa agar terhindar dari malapetaka yang mengancam,” terangnya.

Komunikasi vertikal
Bupati Gunungkidul Suharto juga mengapresiasi acara ini. Menurut Suharto Rasulan dan bersih desa bagi masyarakat Gunungkidul sudah menjadi bahasa komunikasi vertikal dengan Tuhan.

Pemkab Gunungkidul melalui Dewan Kebudayaan tahun ini juga mencatat dari upcara tradisi budaya Rasulan yang digelar 144 desa di Kabupaten Gunungkidul tidak bisa terukur nilainya. Secara materiil acara rasulan 144 desa menghabiskan anggaran sekitar Rp5,2 miliar yang murni partisipasi warga masyarakatnya. Sebuah kesadaran pelestarian nilai tradisi yang tak ternilai harganya.

Kemeriahan rasulan di Desa Kepek ini memberikan semangat baru bagi masyarakatnya. Lebih-lebih pada Kamis (16/7) atau dua hari sebelum Rasulan digelar, Desa Kepek kedatangan tamu istimewa tak lain enam dewan juri dari Depdagri untuk melakukan penilaian lomba desa tingkat nasional.

Tahun ini Provinsi DIY diwakili Desa Kepek yang lolos hingga delapan fi nalis lomba desa nasional. Desa Kepek sebagai desa mewakil Provinsi DIY sampai dengan tangal 25 Juli mendatang akan berhadapan dengan tujuh desa duta dari Provinsi Bali, Sulawesi, Sumatera, Gorontalo, Jatim dan Nangroe Aceh Darusalam untuk selanjutnya dipi lih tiga besar untuk presentasi dan pemaparan nilai dan potensi desa yang dimiliki. (Endro Guntoro)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor