Awal Puasa, Harga Diprediksi Naik

Dinas Intensifkan Pantauan Harga
GUNUNGKIDUL - Harga kebutuhan pokok diprediksi akan mengalami kenaikan pada awal bulan puasa. Untuk itu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan (Disperindagkoptam) Kabupaten Gunungkidul bakal mengintensifkan pemantauan terhadap barang-barang kebutuhan pokok di masyarakat sekitar bulan Puasa tahun 2009 ini.

Pengawasan terutama difokuskan pada kenaikan harga dan ketersediaan Sembako di pasaran. Kepala Bidang Perindustrian Siwi Irianti menilai wajar apabila harga kebutuhan pokok di pasaran selama menjelang bulan Puasa hingga Lebaran mengalami kenaikan mengingat kebutuhan masyarakat pada saat itu dipastikan juga meningkat.

"Seperti biasa, harga kebutuhan pokok akan meningkat pada awal bulan puasa. Selama kenaikan harga tidak terlalu drastis dan pasokannya juga aman, hal tersebut wajar mengingat kebutuhan masyarakat juga cenderung meningkat," ujar Siwi kepada wartawan, kemarin.

Siwi menuturkan hingga Senin kemarin, harga Sembako di pasaran relatif stabil. Namun Siwi mengaku pihaknya juga tetap mewaspadai harga beberapa jenis Sembako antara lain beras, gula pasir dan minyak goreng curah yang hingga saat ini cenderung fluktuatif.

"Untuk sebagian besar, harga sembako stabil. Hanya ada beberapa jenis sembako yang meningkat, seperti minyak goreng curah, bawang merah, dan bawang putih," kata Siwi. Minyak goreng curah kini mencapai Rp 6.500 per kg, naik Rp 300 karena harga sebelumnya Rp 6.200. Sementara harga bawang merah Rp 12.050 dan bawang putih Rp 9.000. Harga jenis itu dimungkinkan bisa mengalami kenaikan kembali selama menjelang bulan Puasa ini.

Siwi mengakui pihaknya saat ini tengah memantau dan meneliti kondisi pasar untuk mengetahui penyebab masih fluktuatifnya harga Sembako tersebut. Saat disinggung tentang pelaksanaan operasi pasar (OP), Siwi menyatakan Disperindag belum berencana untuk melaksanakan OP tersebut. "Sebab untuk melaksanakan OP, ada beberapa faktor yang juga harus diperhatikan selain kenaikan harga, yakni apakah naiknya harga tersebut berlangsung dalam periode waktu yang cukup lama, misalnya tiga bulan atau lebih, serta bertujuan untuk menstabilkan harga di pasaran," pungkasnya.

Sementara itu, sejumlah pedagang di pasar tradisional menyatakan tidak berencana untuk menyetok Sembako selama menjelang bulan Puasa atau Lebaran tahun ini. "Kalau persediaan diperkirakan sudah menipis, baru saya kulakan lagi. Hal itu juga untuk menekan kerugian kalau harga barang jatuh," ungkap Mulato, salah seorang pedagang di Pasar Argosari. (hsa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor