Candi Sambisari Kurang Promosi

wikipedia
KALASAN: Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) tidak terpengaruh adanya peledakan bom di Jakarta. Seperti yang tampak di objek wisata Candi Sambisari yang terletak di Desa Sambisari, Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Wisman masih banyak yang melancong di tempat tersebut. “Memang tidak banyak, tapi setiap hari pasti ada pengunjung yang datang, ya seperti sekarang kadang ada turis asingnya, kadang ada rombongan tapi kadang juga lengang,” jelas Marzuki, petugas bagian pemeliharaan objek wisata tersebut pada Harian Jogja, Jumat (7/8).

Kalau sedang ramai pernah ada rombongan wisatawan yang datang sampai satu bus. Biasanya mereka adalah wisatawan yang bekerjasama dengan travel agent yang melakukan perjalanan wisata. Kadang mereka sudah membawa pemandu wisata sendiri. Namun ada pula yang memakai pemandu wisata yang berasal dari objek wisata tersebut.

“Kalau kita menyediakan pemandu wisata biasanya untuk anak-anak sekolah yang datang untuk melakukan studi di tempat ini, mereka biasanya minta penjelasan dari pemandu itu,” terang dia.

Mengenai pemeliharaan dia mengatakan, selama ini mendapat dukungan dari Lembaga Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY. Biasanya mereka membantu dalam hal pemeliharaan lingkungan dan juga kondisi sekitar taman.

Hanya, lanjut dia, selama musim kemarau ini kondisi taman di sekitar Candi Sambisari tampak kering. “Semua rumput menjadi berwarna coklat dan kering, kurang disirami, mungkin karena musim kemarau jadi sulit untuk mendapat air,” ujar dia.

Salah seorang pengunjung Waluyo (47) asal Klaten mengatakan, sudah tiga kali dia mengunjungi Candi Sambisari. Menurut dia, kondisinya tidak seindah dulu, kalau dulu penataannya lebih terlihat indah dan hijau.

“Mungkin karena musim kemarau saja, jadi lebih tampak gersang,” ujar Waluyo. Septian (21) mahasiswa Jogja yang kuliah di Nanyang Teknologi University (NTU) Singapura mengatakan Candi Sambisari sebenarnya bagus. Tetapi, menurut dia, kurangpromosi sehingga tampak lengang dan kurang mendapat kunjungan dari wisatawan. Padahal sebetulnya jika pemasarannya digarap dengan serius maka akan memiliki nilai jual yang tinggi.

Menurut cerita, penemuan Candi Sambisari terjadi secara kebetulan ketika pada Juli 1966 seorang petani yang sedang mengolah sawah milik Bapak Karyoinangun tiba-tiba cangkulnya membentur batu berukir yang ternyata merupakan bekas reruntuhan candi.

Kemudian Lembaga Peninggalan Sejarah dan Purbakala mengadakan peninjauan dan penelitian di tempat temuan. “Setelah didapat kepastian penemuan tersebut merupakan sebuah candi yang masih terpendam di dalam tanah, maka segera dilakukan penyelamatan dan eksvakuasi secepatnya,” kata Marzuki. (Theresia T. Andayani)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir