Nyadran Agung, Warga Berebut Tumpeng

HARIAN JOGJA - WATES: Tradisi Nyadaran Agung Kulonprogo kembali digelar. Pagelaran akbar yang rutin dilakukan tiap bulan Syaban di Bumi Menoreh ini tak hanya didatangi perantau asal Kulonprogo yang berziarah, tetapi juga menyedot perhatian mancanegara sebagai atraksi budaya.

Di halaman rumah dinas Bupati Kulonprogo, Sabtu (16/8), seluruh pejabat pemerintahan Kulonprogo hadir. Mereka mengenakan pakaian daerah dan duduk bersimpuh di tempat yang telah diberi papan nama Satuan Kerja Perangkat Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Tak ketinggalan, pejabat di 12 kecamatan Kulonprogo juga hadir dengan membawa papan nama masing-masing serta memikul hasil bumi sebagai persembahan. Namun tidak seperti tahun yang lalu kedatangan perangkat desa tidak dikawal dengan pawai kesenian daerah.


Dalam tradisi yang dilaksanakan sebelum datangnya Ramadan ini, antusiasme masyarakat selalu tinggi terlihat warga sudah berduyunduyun datang ke Alun-alun Wates sebelum rangkaian upacara nyadaran di mulai pukul 14.00 WIB yang dilakukan dengan ritual mendoakan rawah leluhur.


Seusai upacara di pendapa, tiga tumpeng besar dibawa keluar untuk diserahkan kepada masyarakat, yakni tumpeng nasi uduk ingkung, tumpeng sayur buah dan tumpeng apem. Mereka saling memperebutkam tiga tumpeng yang menjadi salah satu ritual wajib setiap bulan Ruwah. Berbagai cara, ribuan warga itu ingin berebut mendapatkan tumpeng tersebut. Walaupun hanya mendapat sedikit, mereka percaya tumpeng tersebut bisa mendatangkan berkah.

Aksi saling dorong mendapat tumpeng tak dapat dihindarkan lagi. Tua muda dan anak-anak pun berebut. Akibatnya, banyak di antara mereka terjatuh. Tapi mereka terlihat sangat menikmati suasana itu. “Apakah ini benar akan mendatangkan berkah atau tidak, saya kurang tahu pasti, yang jelas kami menikmati upacara ini,” kata Agus warga Wates.

Uniknya upacara Nyadaran agung ini juga menarik perhatian agen perjalanan wisata asal Jepang yang juga menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut. Mereka mengaku tertarik dengan tradisi turun-temurun yang mampu menyedot antusias masyarakat demikian besar.


“Tradisi semacam ini sesungguhnya sangat potensial sebagai daya tarik wisata karena wisatawan manca umumnya sangat tertarik dengan kebudayaan yang mereka jumpai bila berkunjung ke suatu daerah,” terang Hatakeyama Masashi Direktur PT Haruna Wisata Indonesia. Sementara bagi Ketua Bakor PKP Amir Haryono, pihaknya amat terharu dengan animo masyarakat Kulonprogo dalam acara Nyadran Agung.

Bagi warga Kulonprogo perantauan upacara Nyadaran Agung menjadi modal sosial merekatkan hubungan kekerabatan. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulonprogo Bambang Pidekso menyampaian Nyadaran agung sebagai warisan budaya leluhur patut dilestarikan. Tak hanya seremonial belaka. Kedepan diharapkan mampu mendukung sektor pariwisata.

Oleh Victor Mahrizal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor