PENGUKUHAN PROF WAYAN TUNAS ARTAMA ; Toxoplasmosis Bisa MenimbulkanAbortus

YOGYA (KR) - World Health Organization (WHO) menyebutkan sekitar 300 juta orang menderita toxoplasmosis, penyakit yang menyerang manusia ditularkan berbagai jenis mamalia termasuk hewan kesayangan. Satwa eksotik memiliki dampak ekonomis yang penting, karena bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan dan fertilitas termasuk abortus.
“Toxoplasmosis menjadi perhatian karena penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui sista di dalam daging serta sayuran atau buah dan air yang tercemar oosista infektif,” kata Prof Dr drh Wayan Tunas Artama dalam pidato pengukuhan guru besar bidang Biokimia pada Fakultas Kedokteran Hewan UGM di Balai Senat, Kamis (6/8).

Pada kesempatan pidato di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar (MGB) UGM pria kelahiran Bali 18 Agustus 1953 ini menyampaikan judul ‘Biologi Molekuler Toxoplasma dan Aplikasinya pada Penanggulangan Toxoplasmosis’. Menurutnya, pada wanita hamil yang mengalami infeksi primer pada kehamilan trisemester pertama dapat mengakibatkan keguguran.
Di samping itu juga bisa terjadi kelainan pada janin seperti hydrocephalus, mikrocephalus, anecephalus, serta bisa mengakibatkan retardasi mental, retinokorioditis dan kebutaan. Menurut Prof Wayan Tunas yang meraih gelar doktornya di Institute fur Veterinar Biochemie, Ferei Universitaet Berlin pada tahun 1989 ini, toxoplasmosis dapat mengakibatkan cacat seumur hidup.
“Selain itu juga bisa menimbulkan kematian pada bayi dan bahkan menjadi fatal bagi pengidap HIV. Gejala toxoplasmosis bisa berlangsung beberapa minggu hingga akhirnya berkurang, ditandai dengan lesu, sakit kepala, nyeri otot-sendi, disertai demam,” ujar bapak dua anak Listya Narulita SIP dan Harya Friendita dari perkawinannya dengan Dra Heri Susilowati.
Penyakit ini kurang diperhatikan karena gejala klinis yang muncul menunjukkan kemiripan dengan penyakit lain seperti flu. Kecurigaan terhadap penyakit ini baru akan timbul jika gejala klinis disertai dengan pembesaran kelenjar limfe. Karena tingginya prevalensi penyakit ini di masyarakat maka perlu dikembangkan berbagai upaya diagnosis dini dan pencegahannya baik pada manusia maupun hewan.
Berdasar data prevalensi toxoplasmosis, sebagian besar penduduk Indonesia pernah terinfeksi parasit Toxoplasma gondii. Pemerik- saan antibodi pada donor darah di Jakarta memperlihatkan 60 persen di antaranya mengandung antibodi terhadap parasit tersebut. Penyebaran toxoplasmosis dapat disebabkan karena pola hidup yang kurang higienis seperti tidak mencuci tangan sebelum makan.
“Makan daging setengah matang tanpa disadari mengandung sista. Pemberian obat seperti sulfonamide dan pyrimethamine bisa membunuh toxoplasma pada stadium takizoit, namun pengobatan tersebut tidak efektif pada stadium bradizoit. Selain itu, obat-obat tersebut bersifat toksik sehingga tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka waktu lama,” kata Prof Wayan T Artama.
(Asp)-m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor